Rayakan Hari Tari Dunia 2025, Ratusan Kreasi Tari Tergelar di Berbagai Sudut Kota Solo

1 month ago 25
Situs Buletin Hot Sore Jitu Online
Rayakan Hari Tari Dunia 2025, Ratusan Kreasi Tari Tergelar di Berbagai Sudut Kota Solo Sejumlah sajian tari mewarnai perayaan Hari Tari Dunia 2025 di Kota Solo.(MI/Widjajadi)

KEBERADAAN Nusantara sejak masa lampau hingga sekarang ini, terdapat banyak ragam budaya seni yang terus berkembang dengan keunikannya. Itulah penyemangat Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta mengusung Land of 1000 Kingdoms dalam perayaan Hari Tari Dunia 2025.

"Sebuah dinamika budaya yang menjadi keberagaman Nusantara. Perlu terus dirawat, sebagai aset budaya untuk generasi kedepan. Itulah makna Land of 1000 Kingdoms," tukas Rektor ISI Surakarta, I Nyoman Sukerna.

Dunia tari, lanjut dia, merupakan budaya yang berakar dari kerajaan-kerajaan. Kerajaan-kerajaan inilah yang menjadi patronasi budaya pada masa kekinian, dan berkembang hingga menjadi kerajaan yang ada dalam diri manusia.

Penegasan itu diucapkan Sukerna, di Pendopo Agung ISI Surakarta dan menjadi penanda dimulainya pertunjukkan banyak tari dari berbagai wilayah Nusantara, sejumlah perguruan tinggi dan bahkan melibatkan para penari tradisional dari Malaysia dan Thailand, yang digelar 29 Februari di Kampus ISI Surakarta.

Pada saat sama, Pemkot Solo juga mengelar banyak tari, dengan tajuk ‘Daun Menari’, sebuah eksplorasi yang menjadikan daun-daun sebagai aspek penting dalam koreografi-koreografi untuk menyambut Hari Tari Sedunia.

Berbagai sudut Kota Solo benar benar dipenuhi gerak tari ribuan penari dari berbagai sanggar tari hingga pemutaran film tentang tari, termasuk diskusi tari.

"Ya, momen indah dan artestik ini, semua digelar pada momen Hari Tari Dunia 2025. Ada pesan penting berkait tema, tentang daun, sebagai upaya untuk pelestarian alam," tandas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo, Arya Widyantoko kepada Media Indonesia.

Direktur Program Solo Menari 2025 Heru Mataya pun ikut menambahkan. Tarian massal kontemporer itu diikuti 600 penari lintas usia dan lintas disiplin, dengan memanfaatkan daun sebagai sunber kreativitas seni.

"Kita harapkan Solo Menari ini menjadi satu momentum masyarakat Solo dan Indonesia mencintai tari menjadi satu gerakan kebudayaan yang terus meluas,” ungkap Heru

24 Jam Menari
Baik ISI Surakarta maupun Pemkot Solo secara resmi memulai agenda tahunan 24 Jam Menari tahun ini, sebagai agenda berkelanjutan yang sudah berlangsung 19 tahun terakhir ini. Agenda seni tari ini
menjadi wadah berkumpulnya para seniman tari untuk bergerak bersama dengan penuh keluwesan dan keindahan.

"Melalui banyak sajian 24 jam menari ini, kita tidak hanya menghargai warisan budaya dan kesenian, tetapi juga meneguhkan komitmen  melestarikan,mengembangkan, dan menjaga keberagaman seni tari sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan," timpal seniman tari ISI Surakarta, Nandang Wisnu Pamenang.

Dalam pertunjukan menari 24 jam itu para penari dari 4 keraton warisan Mataram Islam, yakni Keraton Kasunanan Solo, Keraton Kasultanan Yogjakarta, Pura Mangkunegaran dan Paku Alaman ikut menyajikan tari pusaka milik mereka

"Ya yang ditampilkan adalah Mahakarya Tari Keraton Nusantara, oleh para penari dari 4 keraton dinasti Mataram Islam. Kasultanan menyajikan Tari Srimpi, Paku Alaman dengan Beksan Floret, Pura Mangkunegaran menampilkan mahakarya tari Kusumo Yudo, dan Kasunanan Surakarta unjuk kebolehan dengan tari Wireng Srimpi," tegas Ketua
Panitia Tari ISI Surakarta, Pramutomo. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |