
PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan melakukan penanaman mangrove seluas 500 hektare di kawasan pesisir Kabupaten Tanah Laut dan Kotabaru.
Kegiatan penanaman mangrove yang merupakan rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 ini bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan PT Freeport Indonesia.
"Penanaman mangrove ini merupakan bagian dari upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Melalui kegiatan ini diharapkan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, khususnya kawasan pesisir," ungkap Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Fatimatuzahra, di sela-sela kegiatan penanaman mangrove.
Senin (2/6), sebanyak 16.500 bibit mangrove jenis Rhizophora sp atau seluas 5 hektare ditanam di kawasan pesisir Desa Sabuhur, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut. Lokasi tanam ini cukup jauh dari desa terakhir dan harus ditempuh dengan menggunakan perahu menyusuri sungai selama kurang lebih satu jam.
Total penanaman 500 hektare mangrove dengan dukungan PT Freeport Indonesia ini akan dilakukan di wilayah pesisir Tanah Laut seluas 400 hektare dan 100 hektare di wilayah Kotabaru. Rehabilitasi kawasan hutan mangrove diharapkan mampu memperkuat ekosistem pesisir (green belt).
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian LH, Rasio Ridho Sani yang hadir dalam kegiatan ini menekankan pentingnya pelestarian mangrove di kawasan pesisir. “Banyak sekali peranan mangrove ini seperti menyerap karbon, tempat keanekaragaman hayati, sumber pangan, sumber energi, penyaring sampah plastik bagi laut, penahan abrasi termasuk tsunami,” tuturnya.
Senada Presdir PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengatakan penanaman mangrove di Kalsel merupakan bagian komitmen perusahaan dalam upaya pelestarian lingkungan. Menurutnya Freeport menargetkan pemulihan ekosistem mangrove seluas 12.000 hektare.
Selain penanaman mangrove peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 juga dibarengi seminar nasional bertema “Menata Masa Depan Mangrove Indonesia: Kolaborasi Ilmu, Aksi, dan Kebijakan untuk Mengakhiri Polusi Plastik,” yang digelar Universitas Lambung Mangkurat di Kampus Banjarbaru. (E-2)