Prancis Tarik Perwakilannya dan Usir 12 Pejabat Aljazair

6 hours ago 1
Prancis Tarik Perwakilannya dan Usir 12 Pejabat Aljazair Menteri Luar Negeri Pranis Jean Noel-Barrot(Tangkapan layar)

PRANCIS mengatakan pihaknya akan mengusir 12 pejabat Aljazair akibat ketegangan kedua negara yang meningkat menyusul pengusiran 12 pejabat Prancis.

“Menanggapi keputusan mereka yang tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat dipahami, kami mengusir 12 agen Aljazair dan memanggil duta besar kami untuk konsultasi,” tulis Menteri Luar Negeri Jean Noel-Barrot di X seperti dilansir Anadolu, Rabu (16/4).

Ia mengatakan bahwa mereka menanggapi tindakan itu karena Aljazair memilih eskalasi.

“Dialog selalu diterima, tetapi tidak sepihak,” tambahnya.

Pengusiran utusan Aljazair juga dikonfirmasi oleh kepresidenan Prancis.

"Pihak berwenang Aljazair bertanggung jawab atas memburuknya hubungan bilateral kita secara tiba-tiba," kata Istana Elysee dalam sebuah pernyataan, yang menggarisbawahi bahwa Prancis menanggapi keputusan Aljazair dengan kecemasan.

Presiden menggambarkan keputusan tersebut sebagai kondisi yang tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat dipahami dan memastikan pengusiran tersebut mengabaikan prinsip dasar prosedur peradilan mereka.

"Dalam konteks yang sulit ini, Prancis akan membela kepentingannya dan akan terus menuntut Aljazair untuk sepenuhnya menghormati kewajibannya terhadap kami, khususnya berkenaan dengan keamanan nasional dan kerja sama kami dalam masalah migrasi," kata pernyataan tersebut.

Ia menekankan bahwa tuntutan ini sejalan dengan ambisi Prancis dalam hubungannya dengan Aljazair.

"Merupakan kepentingan Prancis dan Aljazair untuk melanjutkan dialog. Presiden Republik meminta otoritas Aljazair untuk menunjukkan tanggung jawab dalam kerangka dialog yang menuntut dan konstruktif yang dimulai pada tanggal 31 Maret dengan Presiden Aljazair," tambah pernyataan tersebut.

Aljazair pada Senin (14/4) memerintahkan 12 pejabat kedutaan Prancis untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam, setelah dakwaan terhadap tiga orang di Paris, salah satunya bekerja untuk konsulat Aljazair di Prancis, atas tuduhan terkait terorisme.

Kementerian Luar Negeri Aljazair membela keputusan yang berdaulat untuk mengusir diplomat Prancis, dengan menyalahkan Menteri Kehakiman Prancis Bruno Retailleau atas pelanggaran kedaulatannya dan munculnya kembali krisis diplomatik antara kedua negara.

Pernyataan tersebut menggambarkan penangkapan pejabat konsulat Aljazair pada 8 April lalu sebagai "pencemaran nama baik" dan "pelanggaran mencolok terhadap norma-norma diplomatik."

Retailleau juga diminta bertanggung jawab atas konsekuensi insiden tersebut terhadap hubungan bilateral, dan memperingatkan bahwa setiap tindakan pelanggaran lebih lanjut terhadap kedaulatan Aljazair akan ditanggapi dengan tanggapan tegas dan tepat berdasarkan timbal balik.

Barrot sebelumnya menyebut tindakan Aljazair itu disesalkan dan memperingatkan bahwa hal itu akan ada konsekuensi. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |