Prabowo Tegaskan Lebih Pilih Perang Daripada Terjajah

1 day ago 8
Prabowo Tegaskan Lebih Pilih Perang Daripada Terjajah Presiden Prabowo Subianto(Dok.Antara)

Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan tentang penjajahan yang tidak boleh terulang di Indonesia dan menyatakan lebih baik mati daripada terjajah kembali oleh bangsa lain.

Di hadapan tamu negara asing saat membuka pameran Indo Defence, Presiden Prabowo menegaskan bahwa perang adalah pilihan terakhir yang bisa ditempuh.

"Bagi kita, perang itu adalah yang terakhir. Kita perang hanya kalau terpaksa. Tapi kalau terpaksa, kita punya ajaran daripada nenek moyang kita. Lebih baik kita mati daripada dijajah kembali," kata Prabowo dalam sambutannya pada pembukaan pameran Indo Defence, Indo Marine, dan Indo Aerospace di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, hari ini.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo kembali mengenalkan kebijakan diplomasi luar negeri, bahkan sejak masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan era Presiden Ke-7 RI Joko Widodo, yakni kebijakan tetangga yang baik (good neighbor policy).

Diplomasi tersebut menekankan bahwa Indonesia ingin menjadi tetangga yang baik oleh semua negara di dunia.

Namun demikian, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin terseret oleh aliansi negara atau grup militer mana pun.

Presiden mengatakan bahwa Indonesia menginginkan hubungan terbaik dengan semua negara yang menjadi kekuatan dunia.

"Kita tidak akan melanggar kepentingan nasional kekuatan lain. Namun, kami dengan hormat meminta agar semua teman dan tetangga kita juga menghormati kedaulatan kita, integritas teritorial kita," kata Presiden.

Adapun Presiden Prabowo resmi membuka pameran alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat pertahanan keamanan Indo Defence, Indo Marine, dan Indo Aerospace.

Dalam sambutannya saat upacara pembukaan, Presiden Prabowo menjelaskan pameran dan forum Indo Defence menjadi wadah bagi seluruh kalangan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan sains di bidang pertahanan.

Indo Defence digelar pada 11–14 Juni 2025 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, diikuti oleh 1.180 perusahaan dari 55 negara. Beberapa negara membangun paviliun tersendiri untuk menampilkan keunggulan industri pertahanannya, misalnya saja Turki, Amerika Serikat, dan Prancis.(Ant/P-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |