
STUDI terbaru yang diterbitkan jurnal Nature Medicine meneliti hubungan antara kepatuhan jangka panjang terhadap delapan pola makan sehat dan konsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed foods/UPF) dengan kualitas penuaan. Hasil penelitian menunjukkan mengadopsi pola makan berbasis tumbuhan yang kaya nutrisi, serta mengonsumsi makanan hewani sehat dalam jumlah sedang, termasuk produk susu rendah lemak, dapat memberikan manfaat signifikan bagi kualitas penuaan.
Temuan ini berpotensi menjadi dasar rekomendasi diet di masa depan, terutama dalam upaya mencegah penuaan dini dan menjaga kesehatan jangka panjang. Dengan memahami dampak pola makan terhadap proses penuaan, individu dapat membuat pilihan makanan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup mereka seiring bertambahnya usia.
Pentingnya pola makan dalam menunjang penuaan sehat
Jumlah lansia di Amerika Serikat terus meningkat. Sayangnya 80% dari mereka mengalami satu atau lebih penyakit kronis, yang menimbulkan tantangan besar dalam dunia kesehatan. Meningkatkan penuaan yang sehat menjadi prioritas utama untuk memperbaiki kualitas hidup, meningkatkan kontribusi sosial, dan mengurangi biaya kesehatan.
Pola makan yang buruk merupakan salah satu penyebab utama kematian dan penyakit tidak menular di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini lebih menekankan upaya mempertahankan fungsi tubuh dan mencegah penurunan kesehatan dibandingkan sekadar mengobati penyakit.
Berbagai penelitian menunjukkan pola makan yang lebih baik dapat membantu mencegah diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, serta kematian dini. Selain itu, diet sehat juga berperan penting dalam menjaga kesehatan fisik, kognitif, dan mental pada populasi lansia.
Namun, masih sedikit penelitian yang memahami bagaimana pola makan secara keseluruhan memengaruhi berbagai aspek penuaan yang sehat. Memahami hubungan ini dapat membantu merumuskan pedoman kesehatan masyarakat, sehingga lansia dapat mempertahankan kesehatan mental, fisik, dan kognitifnya serta mencegah penyakit kronis.
Metode penelitian
Penelitian ini menganalisis hubungan selama 30 tahun antara kepatuhan terhadap delapan pola makan sehat, konsumsi UPF, dan penuaan yang berkualitas dalam dua kelompok besar di Amerika Serikat. Studi ini juga mempertimbangkan faktor perbedaan jenis kelamin, ras, status sosial ekonomi, gaya hidup, serta komponen makanan individu.
Data diambil dari Nurses’ Health Study dan Health Professionals Follow-up Study, yang telah melacak gaya hidup dan hasil kesehatan sejak 1986. Partisipan dengan penyakit kronis berat, data pola makan yang tidak lengkap, atau asupan energi yang tidak masuk akal dikecualikan dari penelitian ini.
Asupan makanan dinilai menggunakan kuesioner frekuensi makanan (food frequency questionnaire atau FFQ) yang telah divalidasi, menghasilkan delapan skor pola makan:
- Alternative Healthy Eating Index (AHEI)
- Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)
- Alternative Mediterranean Diet (aMED)
- Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay (MIND)
- Planetary Health Diet Index (PHDI)
- Healthful Plant-based Diet Index (hPDI)
- Reversed Empirical Dietary Index for Hyperinsulinemia (rEDIH)
- Reversed Empirical Inflammatory Dietary Pattern (rEDIP)
Selain itu, konsumsi makanan ultra-proses (UPF) juga dianalisis.
Penuaan sehat didefinisikan sebagai seseorang yang mencapai usia 70 tahun tanpa mengalami penyakit kronis utama, serta tetap memiliki kesehatan kognitif, fisik, dan mental yang baik. Faktor lain seperti indeks massa tubuh (BMI), kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik juga diperhitungkan. Analisis statistik menggunakan regresi logistik dengan penyesuaian terhadap berbagai faktor pengganggu.
Hasil penelitian
Penelitian ini melibatkan 105.015 individu (34.924 pria dan 70.091 perempuan). Selama 30 tahun, sebanyak 9,3% (9.771 individu) mengalami penuaan yang sehat. Dari seluruh partisipan:
- 37,9% hidup hingga usia 70 tahun
- 22,8% bebas dari 11 kondisi kronis
- 33,9% mempertahankan fungsi kognitif
- 28,1% menjaga fungsi fisik
- 26,5% memiliki kesehatan mental yang baik
Mereka yang mengikuti pola makan lebih sehat umumnya memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi, lebih aktif secara fisik, memiliki BMI lebih rendah, dan lebih jarang mengalami depresi.
Dari delapan pola makan yang dianalisis, AHEI memiliki hubungan terkuat dengan penuaan sehat, diikuti oleh DASH, MIND, hPDI, dan PHDI. Pola makan AHEI memiliki dampak terbesar, sedangkan hPDI memiliki efek paling lemah, kemungkinan karena fokusnya pada makanan nabati tanpa mempertimbangkan kualitasnya (misalnya, biji-bijian utuh vs. biji-bijian olahan). Mengikuti pola makan sehat meningkatkan kemungkinan penuaan sehat sebesar 45% hingga 86%.
- Kesehatan kognitif paling dipengaruhi oleh PHDI
- Fungsi fisik paling dipengaruhi oleh AHEI
- Kesehatan mental paling dipengaruhi oleh AHEI
- Pencegahan penyakit kronis paling dipengaruhi oleh rEDIH
- PHDI memiliki dampak terbesar terhadap kemungkinan bertahan hidup hingga usia 70 tahun
- Konsumsi UPF dikaitkan dengan penurunan peluang penuaan sehat sebesar 32%
Asupan tinggi buah, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, lemak tak jenuh (seperti minyak zaitun), dan lemak sehat dikaitkan dengan hasil penuaan yang lebih baik. Sebaliknya, konsumsi tinggi daging olahan, lemak trans, dan natrium dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk. Manfaat pola makan sehat paling terlihat pada wanita, perokok, individu dengan status sosial ekonomi lebih rendah, serta mereka yang memiliki aktivitas fisik lebih sedikit.
Studi jangka panjang ini menemukan bahwa pola makan yang lebih sehat di usia paruh baya berhubungan dengan peluang lebih besar untuk mengalami penuaan yang sehat selama 30 tahun berikutnya. AHEI memiliki kaitan terkuat dengan penuaan sehat secara keseluruhan, terutama dalam hal fungsi mental dan fisik. Dengan definisi yang lebih ketat, seperti kelangsungan hidup hingga usia 75 tahun, dampak AHEI bahkan lebih besar.
PHDI, yang menggabungkan prinsip keberlanjutan dan kesehatan, menunjukkan efek paling kuat terhadap kesehatan kognitif dan kelangsungan hidup hingga usia 70 tahun. Sementara itu, rEDIH paling efektif dalam mencegah penyakit kronis. Secara keseluruhan, diet yang kaya makanan nabati dan lemak sehat serta rendah makanan olahan dan daging merah secara konsisten dikaitkan dengan hasil penuaan yang lebih baik.
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal keberagaman, karena sebagian besar peserta berasal dari kalangan profesional kesehatan berkulit putih. Meski demikian, temuan ini menegaskan bahwa pola makan merupakan faktor utama dalam penuaan yang sehat serta menyoroti pentingnya pedoman gizi yang inklusif dan konsisten. (News-Medical/Z-2)