
PANITIA Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) Universitas Padjadjaran (Unpad) mencurigai pencurian identitas oleh peserta untuk mencuri soal dengan motif mengenali pola soal. Hal itu terdeteksi melalui pengiriman pesan cepat WhatsApp secara massal (WA blast) kepada peserta UTBK yang digunakan untuk meminimalisasi keterlambatan peserta datang ke lokasi ujian.
"Saya melihat ini sebagai motif mengingat pola soal yang nanti akan digunakan untuk sesi berikutnya. Ini satu paket, mereka mencuri soal, lalu mengolah dan menyiapkan jawabannya, nanti akan dijual atau digunakan oleh eksekutor yang kemungkinan menjadi joki," ujar Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Unpad, Inu Isnaeni Sidiq di Bandung, Jawa Barat, Jumat, (2/5).
Namun demikian, ia mengatakan kasus yang terjadi di Pusat UTBK Unpad ini bukanlah joki, mengingat pelaku yang mendaftar tes UTBK menggunakan identitas orang lain dengan cara mencuri dan tidak diketahui pemilik data aslinya.
"Dengan begitu, kalau pun dia lulus UTBK, yang bersangkutan tidak akan bisa melakukan registrasi karena data yang digunakan milik orang lain. Jadi ini seperti hanya memantau pola soal saja," kata Inu.
Ia mengatakan kasus ini telah dilaporkan ke tim monitoring dan evaluasi Pusat UTBK Unpad dan berharap temuan ini dapat dikaji oleh tim monev tingkat nasional agar tindakan seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Di tempat yang lain, Koordinator Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat UTBK Unpad, Rafly, menjelaskan kasus ini terkuak saat panitia Pusat UTBK Unpad mengirimkan pesan WA blast kepada peserta sebagai pengingat agar mereka tidak terlambat datang ke lokasi ujian.
Pada Jumat (25/4) kata dia, pihaknya mendapatkan balasan pesan WA dari seseorang berinisial NKA yang menyatakan dia memperoleh pesan dari Pusat UTBK Unpad padahal tidak mendaftar UTBK sama sekali pada tahun ini.
"Yang bersangkutan juga sudah kuliah di salah satu kampus negeri di Medan sehingga kami curiga datanya telah dicuri dan disalahgunakan," ujar Rafly.
Setelah diselidiki, lanjut Rafly, panitia menemukan bahwa peserta UTBK tersebut menggunakan nama, nomor induk kependudukan (NIK), tanggal lahir, dan nomor telepon yang sama dengan milik NKA.
Yang berbeda adalah foto dan email yang digunakan. Peserta tersebut dijadwalkan mengikuti ujian di Fakultas Farmasi Unpad Jatinangor pada Sabtu 26 April 2025 di sesi pagi, namun yang bersangkutan tidak hadir.
Rafly mengungkapkan, WA blast yang dikirimkan oleh panitia Pusat UTBK Unpad telah terbukti berhasil meminimalisasi kasus keterlambatan datang ke lokasi ujian. Kini, WA blast juga mengungkap kasus pencurian identitas yang digunakan untuk mendaftar UTBK.
"Dari hari pertama hingga hari ini, tersisa tiga sesi lagi, hamper tidak ada yang datang terlambat. Hanya ada satu peserta yang datang di sesi siang padahal seharusnya ujian di sesi pagi, itu pun dia mengaku telah membaca WA blast dari panitia," ujar Rafly. (Ant/P-3)