
Pertamina EP Cepu (PEPC) mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang 2024. Itu tercermin dari total laba bersih yang mencapai US$817,6 juta atau setara Rp13,4 triliun di 2024. Angka itumeningkat dari raihan di 2023 yang hanya US$805,8 juta.
Kinerja apik itu dieroleh dari produksi minyak dan kondensat sebesar 24,82 juta barel minyak (MMBO) dan gas 96,67 miliar standar kubik feet (BSCF). Sementara, produksi rata-rata per hari mencapai 67,81 ribu barel per hari (MBOPD) untuk minyak dan 264,13 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas dengan tambahan cadangan reserve migas (P1) sebesar 12,99 MMBOE dari lapangan Jambaran-Tiung Biru dan Banyu Urip.
Direktur Utama PEPC Muhamad Arifin mengungkapkan 2024 merupakan milestone penting dalam sejarah perusahaan. Itu ditandai dengan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang telah berhasil mendapatkan persetujuan Place Into Service (PIS).
"Dengan didapatkannya persetujuan PIS untuk lapangan JTB, tentu berdampak positif bagi perusahaan baik secara teknis maupun finansial. Hal ini juga merupakan salah satu dorongan besar bagi PEPC untuk turut dalam mendukung pemerintah dalam mewujudkan asta cita swasembada energi," ujar Arifin melalui keterangan tertulis, Jumat (20/6).
Bisnis Berkelanjutan
Pencapaian kinerja PEPC berhasil diwujudkan melalui operasional migas tanpa kecelakaan kerja selama 67,6 juta jam. Perusahaan juga menjalankan program strategis yang mendorong pencapaian produksi berbasis pada Environment, Social and Governance (ESG).
Pemegang saham utama, Pertamina Hulu Energi (PHE) menyampaikan apresiasi atas pencapaian yang diraih PEPC. Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng mengatakan, PHE memberikan apresiasi atas keberhasilan PEPC dalam menjaga kinerja bisnis dan produksi di 2024.
"PEPC berhasil menjalankan operasi migas yang aman dengan hasil produksi gas yang meningkat. PHE mendorong inovasi dan pelaksanaan rencana strategis di 2025 dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan," tutur dia. (E-3)