Perbaiki Layanan MBG, 3.300 Penjamah Makanan Diberi Bimbingan Teknis

3 hours ago 3
Perbaiki Layanan MBG, 3.300 Penjamah Makanan Diberi Bimbingan Teknis Ilustrasi(Dok BGN)

GUNA mencegah kejadian seperti keracunan makanan dan makanan basi, Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan bimbingan teknis bagi 3.300 penjamah makanan dari 67 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Sumatera Selatan.

Bimbingan teknis itu terkait kualitas dan kelancaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dari persiapan, proses produksi, pemorsian, distribusi, dan kegiatan akhir. Selama dua hari, 3.300 petugas yang biasanya bekerja di dapur itu juga mendapat arahan terkait kesehatan, keamanan, dan higienitas makanan.

Direktur Wilayah I Kedeputian Bidang Penyediaan dan Penyaluran BGN Wahyu Widisetyanta mengatakan kegiatan bimbingan teknis bagi penjamah makanan program MBG tersebut sekaligus untuk menyosialisasikan standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan para pekerja di dapur."Mereka diajarkan kualitas pengolahan makanan, persiapan, pemorsian, distribusi, hingga kegiatan akhir, semua sudah dibakukan dalam SOP."

"Bimbingan teknis ini juga sebagai sarana sosialisasi agar pelaksanaan di lapangan oleh SPPG tidak keluar dari SOP yang sudah dibakukan. Baik dalam penyiapan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan, hingga diantar ke sekolah," ujar Wahyu, Minggu (18/5).

Dalam kegiatan tersebut, narasumber dihadirkan dari dinas pendidikan, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), akademisi, Badan POM, dinas ketenagakerjaan, dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI). Kegiatan tersebut digelar pada 5 lokasi di Kota Palembang.

"Materi yang disampaikan bertujuan agar mereka dapat melaksanakan tugas sebagai pejuang pembangunan gizi anak-anak bangsa. Sehingga, mereka perlu dibekali pengetahuan," ungkapnya.

Bimbingan teknis ini sekaligus menjadi upaya BGN mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Pihaknya tak ingin lagi kecolongan adanya kejadian keracunan makanan dalam beberapa waktu terakhir.

"Kami tak ingin lagi ada kejadian lauk yang tidak terjaga dengan baik, berbau dan hal lainnya. Penanganan ayam, daging, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan harus sesuai SOP. Mudah-mudahan dari bimbingan teknis ini kejadian yang tidak diinginkan itu bisa kita zero-kan. Insya Allah tidak ada lagi kasus-kasus jika bekerja sesuai SOP," katanya.

Pada sisi lain, 67 SPPG yang sudah berdiri di Sumsel sejak Januari-Mei akan terus diawasi oleh pihak-pihak terkait. Mulai dari ahli gizi yang memantau kandungan gizi pada makanan, asisten lapangan yang memonitor kegiatan harian di dapur, dan lainnya.

"Termasuk, inspektorat pemantauan dan pengawasan BGN untuk memastikan bahan makanan, pengolahan makanan, dan proses lainnya berjalan dengan baik dan sesuai SOP. Bahkan, sebelum SPPG didirikan, kami juga akan memastikan air yang dipakai, apakah dari sumur atau PDAM sesuai dengan ketentuan, akan ada uji laboratorium yang dilakukan," terangnya.

Dia menambahkan terhadap kasus siswa diduga keracunan beberapa waktu terakhir akan dilakukan tindakan oleh SPPG secara bertahap mulai dari teguran hingga penindakan. "Itu (kasus-kasus) terus kami evaluasi sehingga ada perbaikan untuk ke depannya," tukasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Sumsel Awaludin mengatakan bimbingan teknis untuk meningkatkan kualitas MBG di Sumsel. Terlebih, MBG akan diterapkan kepada seluruh siswa di Sumsel secara bertahap. "Kami terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi MBG. Tiap sekolah ikut membantu pendistribusian ke kelas. Kami juga mengevaluasi jika ada keterlambatan pengantaran. Komunikasi terus kami lakukan agar program berjalan sesuai harapan," terangnya. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |