People Pleaser Adalah Sifat dan Cara Menghindarinya

7 hours ago 5
People Pleaser Adalah Sifat dan Cara Menghindarinya Ilustrasi Gambar Perilaku People Pleaser(Media Indonesia)

Dalam kehidupan sosial, kita seringkali dihadapkan pada berbagai dinamika hubungan yang kompleks. Salah satu fenomena yang cukup umum terjadi adalah kecenderungan untuk menjadi seorang people pleaser. Kondisi ini merujuk pada perilaku seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain, bahkan hingga mengorbankan kebutuhan dan keinginannya sendiri. Meskipun niat awalnya mungkin baik, yaitu untuk menciptakan harmoni dan menghindari konflik, perilaku people pleasing yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan individu.

Memahami Lebih Dalam tentang People Pleaser

People pleasing bukanlah sekadar bersikap ramah dan sopan kepada orang lain. Lebih dari itu, ini adalah pola perilaku yang didorong oleh rasa takut akan penolakan, keinginan untuk diterima, dan keyakinan bahwa nilai diri seseorang bergantung pada persetujuan orang lain. Seorang people pleaser cenderung kesulitan mengatakan tidak, bahkan ketika permintaan tersebut tidak masuk akal atau merugikan dirinya sendiri. Mereka juga seringkali menyembunyikan perasaan dan pendapat mereka yang sebenarnya, demi menghindari konflik atau menjaga perasaan orang lain.

Perilaku people pleasing dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari hal-hal kecil seperti selalu menyetujui pilihan orang lain, hingga hal-hal besar seperti mengambil tanggung jawab yang bukan miliknya atau mengabaikan kebutuhan pribadi. Beberapa contoh perilaku people pleasing yang umum meliputi,

  • Selalu mengatakan ya meskipun sedang sibuk atau tidak ingin melakukannya.
  • Meminta maaf secara berlebihan, bahkan untuk hal-hal yang bukan kesalahan mereka.
  • Menghindari konflik dengan cara mengalah atau menyetujui pendapat orang lain, meskipun tidak setuju.
  • Merasa bersalah atau cemas ketika tidak dapat memenuhi harapan orang lain.
  • Mencari validasi dan persetujuan dari orang lain secara terus-menerus.
  • Menyembunyikan perasaan dan pendapat yang sebenarnya demi menjaga perasaan orang lain.
  • Mengabaikan kebutuhan dan keinginan pribadi demi mendahulukan orang lain.

Penting untuk dipahami bahwa sesekali melakukan hal-hal baik untuk orang lain bukanlah masalah. Namun, ketika perilaku ini menjadi pola yang konsisten dan didorong oleh rasa takut dan kebutuhan akan persetujuan, maka hal itu dapat menjadi masalah yang perlu diatasi.

Akar Permasalahan People Pleaser

Perilaku people pleasing seringkali berakar pada pengalaman masa kecil dan keyakinan-keyakinan yang terbentuk sejak dini. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan perilaku ini meliputi,

  • Pola Asuh Otoriter, Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan pola asuh otoriter, di mana mereka dituntut untuk selalu patuh dan tidak boleh membantah, cenderung mengembangkan rasa takut akan penolakan dan hukuman. Mereka belajar bahwa untuk mendapatkan cinta dan penerimaan, mereka harus selalu menyenangkan orang tua mereka.
  • Kurangnya Kasih Sayang dan Perhatian, Anak-anak yang merasa kurang dicintai dan diperhatikan mungkin berusaha untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dengan cara menyenangkan orang lain. Mereka percaya bahwa dengan menjadi baik dan penurut, mereka akan lebih disukai dan diterima.
  • Pengalaman Trauma, Pengalaman traumatis seperti pelecehan, penelantaran, atau perceraian orang tua dapat membuat anak merasa tidak berdaya dan tidak aman. Mereka mungkin mengembangkan perilaku people pleasing sebagai cara untuk melindungi diri mereka sendiri dan menghindari konflik.
  • Keyakinan yang Salah, Beberapa orang mungkin memiliki keyakinan yang salah tentang nilai diri mereka sendiri. Mereka mungkin percaya bahwa mereka tidak berharga kecuali mereka dapat menyenangkan orang lain, atau bahwa mereka tidak pantas mendapatkan cinta dan perhatian kecuali mereka sempurna.
  • Tekanan Sosial, Tekanan sosial untuk selalu bersikap baik dan menyenangkan juga dapat berkontribusi terhadap perilaku people pleasing. Orang mungkin merasa bahwa mereka harus selalu memenuhi harapan orang lain agar diterima dan disukai.

Memahami akar permasalahan people pleasing sangat penting untuk mengatasi perilaku ini. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasarinya, seseorang dapat mulai mengubah keyakinan dan pola perilaku yang tidak sehat.

Dampak Negatif dari People Pleaser

Meskipun niat awalnya mungkin baik, perilaku people pleasing yang berlebihan dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan seseorang. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul meliputi,

  • Kesehatan Mental yang Buruk, People pleasing dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan perasaan tidak berharga. Ketika seseorang terus-menerus mengabaikan kebutuhan dan keinginannya sendiri, mereka dapat merasa lelah, frustrasi, dan tidak bahagia.
  • Hubungan yang Tidak Sehat, Hubungan yang didasarkan pada people pleasing seringkali tidak seimbang dan tidak memuaskan. Orang yang menjadi people pleaser mungkin merasa dimanfaatkan dan tidak dihargai, sementara orang yang dilayani mungkin menjadi terlalu bergantung dan tidak bertanggung jawab.
  • Kehilangan Identitas Diri, Ketika seseorang terlalu fokus pada menyenangkan orang lain, mereka dapat kehilangan kontak dengan diri mereka sendiri. Mereka mungkin tidak tahu apa yang mereka inginkan, apa yang mereka rasakan, atau apa yang mereka yakini.
  • Kesulitan Membuat Keputusan, People pleaser seringkali kesulitan membuat keputusan karena mereka terlalu khawatir tentang apa yang akan dipikirkan orang lain. Mereka mungkin merasa takut untuk membuat kesalahan atau mengecewakan orang lain.
  • Kurangnya Batasan, People pleaser cenderung memiliki batasan yang lemah atau tidak ada sama sekali. Mereka mungkin membiarkan orang lain memanfaatkan mereka, melanggar hak-hak mereka, atau memperlakukan mereka dengan tidak hormat.
  • Penurunan Produktivitas, People pleasing dapat menghabiskan banyak waktu dan energi. Orang yang menjadi people pleaser mungkin menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membantu orang lain, sehingga mereka tidak punya waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka sendiri.
  • Masalah Kesehatan Fisik, Stres kronis yang disebabkan oleh people pleasing dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, insomnia, dan penyakit jantung.

Oleh karena itu, penting untuk mengatasi perilaku people pleasing dan mengembangkan pola perilaku yang lebih sehat dan seimbang.

Cara Mengatasi Perilaku People Pleaser

Mengatasi perilaku people pleasing membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen. Namun, dengan usaha yang konsisten, seseorang dapat belajar untuk menghargai diri sendiri, menetapkan batasan yang sehat, dan membangun hubungan yang lebih sehat dan memuaskan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perilaku people pleasing,

  1. Sadarilah Perilaku Anda, Langkah pertama adalah menyadari bahwa Anda memiliki kecenderungan untuk menjadi people pleaser. Perhatikan perilaku Anda dalam berbagai situasi dan identifikasi pola-pola yang tidak sehat. Tanyakan pada diri sendiri mengapa Anda melakukan hal-hal tertentu dan apa yang Anda harapkan untuk dapatkan dari perilaku tersebut.
  2. Identifikasi Akar Permasalahan, Cobalah untuk mengidentifikasi akar permasalahan people pleasing Anda. Apa pengalaman masa kecil atau keyakinan-keyakinan yang mendasari perilaku ini? Apakah Anda merasa takut akan penolakan, kurang dicintai, atau tidak berharga? Dengan memahami akar permasalahan, Anda dapat mulai mengubah keyakinan dan pola perilaku yang tidak sehat.
  3. Belajar Menetapkan Batasan, Menetapkan batasan adalah kunci untuk mengatasi perilaku people pleasing. Belajarlah untuk mengatakan tidak ketika Anda tidak ingin melakukan sesuatu atau ketika permintaan tersebut tidak masuk akal atau merugikan Anda. Ingatlah bahwa Anda berhak untuk melindungi waktu, energi, dan sumber daya Anda.
  4. Prioritaskan Kebutuhan Anda, Mulailah memprioritaskan kebutuhan dan keinginan Anda sendiri. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda nikmati dan yang membuat Anda merasa bahagia dan terpenuhi. Ingatlah bahwa Anda tidak dapat menyenangkan semua orang sepanjang waktu, dan bahwa Anda berhak untuk mengutamakan diri sendiri.
  5. Berlatih Asertivitas, Asertivitas adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan, pendapat, dan kebutuhan Anda secara jujur dan langsung, tanpa melanggar hak-hak orang lain. Belajarlah untuk berkomunikasi secara asertif dalam berbagai situasi. Katakan apa yang Anda rasakan dan pikirkan dengan jelas dan hormat, tanpa merasa bersalah atau takut.
  6. Ubah Keyakinan yang Salah, Identifikasi keyakinan-keyakinan yang salah yang mendasari perilaku people pleasing Anda. Misalnya, jika Anda percaya bahwa Anda tidak berharga kecuali Anda dapat menyenangkan orang lain, tantang keyakinan tersebut. Ingatlah bahwa nilai diri Anda tidak bergantung pada persetujuan orang lain. Anda berharga dan layak dicintai apa adanya.
  7. Berhenti Meminta Maaf Secara Berlebihan, People pleaser seringkali meminta maaf secara berlebihan, bahkan untuk hal-hal yang bukan kesalahan mereka. Berhentilah melakukan ini. Ingatlah bahwa Anda tidak perlu meminta maaf karena menjadi diri sendiri atau karena memiliki kebutuhan dan keinginan Anda sendiri.
  8. Terima Ketidaksempurnaan, Tidak ada seorang pun yang sempurna. Terimalah bahwa Anda akan membuat kesalahan dan bahwa Anda tidak dapat menyenangkan semua orang sepanjang waktu. Belajarlah untuk memaafkan diri sendiri dan untuk menerima diri Anda apa adanya, dengan semua kelebihan dan kekurangan Anda.
  9. Cari Dukungan, Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Berbicara dengan seseorang yang Anda percaya dapat membantu Anda mengatasi perilaku people pleasing dan mengembangkan pola perilaku yang lebih sehat.
  10. Bersabar dan Konsisten, Mengatasi perilaku people pleasing membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan berkecil hati jika Anda mengalami kemunduran. Tetaplah konsisten dengan upaya Anda dan ingatlah bahwa Anda sedang dalam proses menuju perubahan yang positif.

Membangun Hubungan yang Sehat dan Seimbang

Mengatasi perilaku people pleasing tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental dan kesejahteraan individu, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain. Ketika seseorang berhenti berusaha untuk menyenangkan semua orang sepanjang waktu, mereka dapat membangun hubungan yang lebih jujur, autentik, dan saling menghormati. Berikut adalah beberapa tips untuk membangun hubungan yang sehat dan seimbang,

  • Bersikap Jujur dan Terbuka, Ekspresikan perasaan, pendapat, dan kebutuhan Anda secara jujur dan terbuka. Jangan takut untuk menjadi diri sendiri dan untuk menunjukkan siapa Anda sebenarnya.
  • Dengarkan dengan Empati, Dengarkan orang lain dengan empati dan cobalah untuk memahami perspektif mereka. Tunjukkan bahwa Anda peduli dan bahwa Anda menghargai pendapat mereka.
  • Hormati Batasan Orang Lain, Hormati batasan orang lain dan jangan mencoba untuk memaksa mereka melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengatakan tidak.
  • Berikan dan Terima Dukungan, Bangun hubungan yang saling mendukung, di mana Anda dapat memberikan dan menerima dukungan dari orang lain. Jangan takut untuk meminta bantuan ketika Anda membutuhkannya, dan bersedia untuk membantu orang lain ketika mereka membutuhkan Anda.
  • Jaga Keseimbangan, Jaga keseimbangan dalam hubungan Anda. Pastikan bahwa Anda tidak selalu menjadi orang yang memberi atau orang yang menerima. Berikan dan terima dengan seimbang.
  • Komunikasikan dengan Efektif, Komunikasikan dengan efektif dalam hubungan Anda. Bicarakan masalah-masalah yang mungkin timbul dan cari solusi bersama. Jangan biarkan masalah-masalah kecil menumpuk dan menjadi masalah besar.
  • Hargai Perbedaan, Hargai perbedaan antara Anda dan orang lain. Ingatlah bahwa setiap orang unik dan memiliki perspektif yang berbeda. Jangan mencoba untuk mengubah orang lain agar sesuai dengan harapan Anda.
  • Maafkan, Belajarlah untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain. Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna dan bahwa semua orang membuat kesalahan. Memaafkan dapat membantu Anda melepaskan dendam dan membangun hubungan yang lebih sehat.

Dengan membangun hubungan yang sehat dan seimbang, Anda dapat menciptakan kehidupan sosial yang lebih memuaskan dan bermakna.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional

Meskipun banyak orang dapat mengatasi perilaku people pleasing dengan usaha sendiri, beberapa orang mungkin membutuhkan bantuan profesional. Pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang terapis atau konselor jika,

  • Perilaku people pleasing Anda menyebabkan stres, kecemasan, atau depresi yang signifikan.
  • Anda kesulitan menetapkan batasan atau mengatakan tidak.
  • Anda merasa tidak berharga atau tidak dicintai.
  • Anda memiliki riwayat trauma atau pelecehan.
  • Perilaku people pleasing Anda merusak hubungan Anda.
  • Anda merasa tidak berdaya untuk mengubah perilaku Anda.

Seorang terapis atau konselor dapat membantu Anda mengidentifikasi akar permasalahan people pleasing Anda, mengembangkan strategi untuk mengatasi perilaku ini, dan membangun harga diri dan kepercayaan diri Anda. Mereka juga dapat membantu Anda mengatasi trauma atau masalah kesehatan mental lainnya yang mungkin berkontribusi terhadap perilaku people pleasing Anda.

Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda merasa membutuhkannya. Kesehatan mental Anda sama pentingnya dengan kesehatan fisik Anda, dan Anda berhak untuk mendapatkan dukungan yang Anda butuhkan untuk hidup bahagia dan sehat.

Mengatasi perilaku people pleasing adalah perjalanan yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen. Namun, dengan usaha yang konsisten, Anda dapat belajar untuk menghargai diri sendiri, menetapkan batasan yang sehat, dan membangun hubungan yang lebih sehat dan memuaskan. Ingatlah bahwa Anda berhak untuk mengutamakan diri sendiri dan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan Anda sendiri.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |