Penutupan Selat Hormuz Picu Kenaikan Biaya Logistik

2 hours ago 1
Penutupan Selat Hormuz Picu Kenaikan Biaya Logistik Foto udara operator melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kendari New Port, Kendari, Sulawesi Tenggara,( ANTARA FOTO/Andry Denisah/rwa.)

KETUA Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengungkapkan eskalasi konflik antara Israel dan Iran berujung pada potensi penutupan Selat Hormuz. Hal ini memicu lonjakan biaya logistik secara signifikan. 

Salah satu dampak langsung yang dirasakan adalah kenaikan war risk premium atau biaya asuransi risiko perang bagi kapal yang melintas di kawasan tersebut, disertai meningkatnya risiko keterlambatan pengiriman barang.

Kekhawatiran ini mengingat sekitar 20% dari total pasokan minyak mentah dunia melewati Selat Hormuz, setiap gangguan atau bahkan potensi blokade akan memicu gejolak harga minyak dunia. 

Hanya dalam waktu satu minggu setelah meningkatnya ketegangan, harga minyak global melonjak sebesar US$10–US$15 per barel. Kenaikan harga minyak akan memperbesar beban biaya logistik, yang pada akhirnya bisa memengaruhi harga barang dan daya saing nasional

"Dampak ini tentu berimbas pada tekanan logistik nasional, seperti biaya asuransi kapal. Sebab, lebih dari separuh biaya operasional kapal berasal dari bahan bakar," ujar Carmelita kepada Media Indonesia, Selasa (24/6).

INSA mendorong pemerintah untuk lebih aktif dalam jalur diplomasi internasional guna meredakan konflik di kawasan Teluk, demi menjaga stabilitas dan iklim usaha di sektor pelayaran dan logistik Indonesia.

"INSA harap melalui jalur diplomasi, pemerintah turut aktif mengusahakan perdamaian di wilayah teluk," ucapnya. 

Sementara itu, PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan seluruh armada tetap beroperasi dengan aman dan menyusun skenario jalur alternatif di tengah gejolak perang di Timur Tengah.

Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron menyatakan pengawasan intensif dilakukan terhadap pergerakan tanker, khususnya di kawasan rawan seperti Terusan Suez, Teluk Arab, dan Selat Hormuz. 

“Seluruh kapal internasional kami dipastikan dalam kondisi aman, berkat kerja sama dengan otoritas maritim setempat, koordinasi aktif dengan awak kapal, serta pemanfaatan sistem pemantauan real-time,” tegasnya dalam keterangan resmi.

Sebagai langkah mitigasi, PIS telah menyiapkan rute alternatif yang dinilai lebih aman jika terjadi eskalasi risiko di jalur utama. Perusahaan juga terus memperkuat koordinasi dengan pemilik kargo guna memastikan kelancaran pengangkutan energi dan perlindungan terhadap keselamatan awak kapal. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |