
SEBUAH tragedi mengguncang kota Graz, Austria, pada Selasa (10/6) pagi, ketika seorang mantan siswa melakukan penembakan di salah satu sekolah menengah. Aksi itu menewaskan 10 orang dan melukai 12 lainnya. Pelaku kemudian menembak dirinya sendiri.
Pelaku diketahui berusia 21 tahun bertindak seorang diri dan ditemukan tewas di dalam toilet SMA Dreierschuetzengasse, tempat kejadian berlangsung. Polisi mengungkap pelaku menggunakan dua senjata api yang dimilikinya secara legal. Polisi turut menemukan sepucuk surat perpisahan yang ditujukan kepada orangtuanya. Namun, surat tersebut tidak memberikan petunjuk apa pun mengenai motif serangan.
Sembilan orang dilaporkan tewas di lokasi kejadian, sementara satu korban lainnya yakni seorang perempuan meninggal dunia di rumah sakit akibat luka parah yang dideritanya. Di antara para korban, terdapat seorang pelajar asal Prancis berusia 17 tahun. Sebanyak 12 orang lainnya mengalami luka serius.
Pelaku diketahui merupakan warga Austria asal wilayah Graz dan pernah bersekolah di SMA Dreierschuetzengasse. Dia tidak menyelesaikan pendidikannya di sana.
Usai kejadian, warga meletakkan bunga dan menyalakan lilin di depan sekolah. Sejumlah toko dan usaha di sekitar lokasi turut menutup operasional sebagai bentuk duka. Roman Klug, 55 tahun, yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian menyampaikan keterkejutannya. Ia menyebut sekolah tersebut dikenal karena keterbukaan dan keberagamannya.
"Graz adalah kota yang aman," ucapnya.
Austria, dengan populasi hampir 9,2 juta jiwa, dikenal sebagai salah satu negara paling aman di dunia. Menempati peringkat 10 besar dalam Global Peace Index. Insiden kekerasan bersenjata di ruang publik sangat jarang terjadi. Meski begitu, beberapa tahun terakhir Eropa juga sempat diguncang oleh serangan di sekolah dan universitas meski tak berkaitan dengan aksi terorisme.(AFP/M-2)