
DELEGASI Amerika Serikat (AS) akan bertemu utusan Ukraina guna membahas upaya kesepakatan damai dengan Rusia di Arab Saudi pekan depan.
"Menteri Luar Negeri Marco Rubio, saya sendiri, dan delegasi Ukraina akan bertemu di Arab Saudi minggu depan untuk mengembalikan perundingan ini ke jalur yang benar, memberlakukan gencatan senjata, dan mendorong perdamaian ke depan," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz kepada wartawan di Ruang Oval, seperti dilansir Anadolu, Sabtu (8/3).
Waltz mengatakan Presiden Donald Trump telah sangat jelas menyatakan kepada semua pihak bahwa pertempuran di wilayah tetsebut harus dihentikan.
"Kami akan terlibat dalam diplomasi ulang-alik, dan kami akan terus menggunakan kepemimpinannya dan pengaruh yang kami miliki untuk membawa kedua belah pihak ke meja perundingan. Ini tidak akan mudah," tambahnya.
Waltz juga mengumumkan bahwa Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte akan datang ke AS minggu depan.
Pada 12 Februari lalu, Trump melakukan komunikasi melalui panggilan telepon selama satu setengah jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kemudian diikuti dengan pertemuan dengan delegasi dari kedua negara di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, pada 18 Februari untuk membahas normalisasi hubungan bilateral dan mengakhiri konflik yang sedang berlangsung.
Menjelang tercapainya kesepakatan damai, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa berurusan dengan Ukraina adalah hal yang sulit.
"Saya rasa hubungan kita dengan Rusia berjalan sangat baik, tetapi sekarang, mereka mengebom Ukraina habis-habisan dan jujur ??saja, saya merasa semakin sulit untuk berurusan dengan Ukraina, dan mereka tidak punya pilihan," katanya.
Trump mengatakan ia merasa bahwa dalam hal mendapatkan penyelesaian akhir, mungkin lebih mudah berurusan dengan Rusia yang mengejutkan, karena mereka memiliki semua pilihannya.
Ia menegaskan kembali bahwa ingin menyelesaikan perang segera mungkin.
"Sejauh menyangkut masalah keamanan, itu bagian yang mudah. Bagian yang sulit adalah menyelesaikannya," katanya, ketika ditanya tentang jaminan keamanan untuk Ukraina.
"Saya juga ingin melihat apakah kita bisa berhenti melakukan pembayaran besar-besaran dari Amerika Serikat. Maksud saya, Biden memberikan uang seperti air. Eropa melakukannya dalam bentuk pinjaman. Mereka mendapatkan kembali uang mereka. Kita tidak," jelasnya.
"Jadi begitulah cara kami membuat kesepakatan mineral," kata Trump.
Pada 28 Februari lalu, pertemuan antara Trump dan sekutunya dari Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih ditandai dengan diskusi tegang.
Hal itu membuat gagalnya tercapai kesepakatan mengenai mineral tanah jarang, yang diminta Trump sebagai imbalan atas dukungan AS untuk Ukraina selama perang dengan Rusia.
Sejak 24 Februari 2022, Rusia telah melancarkan serangan militer terhadap negara tetangga Ukraina, menuntut Kyiv agar menghentikan keinginannya untuk bergabung dengan aliansi militer Barat, suatu syarat yang dianggap Kyiv sebagai campur tangan terhadap kedaulatannya. (H-4)