Pentingnya Deteksi Dini Diabetes Melalui Pengujian HbA1c

14 hours ago 6
Pentingnya Deteksi Dini Diabetes Melalui Pengujian HbA1c Ilustrasi(Dok Roche)

DIABETES melitus menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Data International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan terdapat 19,5 juta penderita diabetes dan diproyeksikan bertambah menjadi 28,5 juta jiwa pada 2045. 

Dari populasi ini, diperkirakan 74% tidak terdiagnosa diabetes. Terbatasnya akses terhadap tes diagnostik diabetes, terutama di daerah terpencil menjadi penyebab peningkatan jumlah kasus diabetes yang tidak terdeteksi. 

Director, Diagnostics Division, PT Roche Indonesia, Lee Poh Seng mengatakan bahwa peningkatan prevalensi diabetes di Indonesia membutuhkan aksesibilitas layanan kesehatan yang berkualitas. 

Inovasi pengujian HbA1c berbasis POCT menjadi salah satu alternatif di bidang pengujian diagnostik dan berperan penting dalam diagnosis dan manajemen diabetes, terutama di daerah dengan keterbatasan fasilitas medis dan model layanan kesehatan yang terdesentralisasi di Indonesia.

“Kami berharap hadirnya inovasi-inovasi layanan kesehatan dalam manajemen diabetes dapat mendorong kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini. Roche akan terus mengonsolidasikan upaya perawatan diabetes yang komprehensif dengan memberikan solusi yang berpusat pada pasien, terutama dalam memberdayakan individu mengelola kondisi mereka. Dengan menggabungkan teknologi dan pemahaman mendalam terkait pengelolaan diabetes, kami percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan akses kesehatan yang merata dan berkualitas,” ungkapnya dalam acara Laboratory Solution (LabSol) 2025 bertajuk Optimizing HbA1c Testing Across Methods: Practical Approaches for Laboratory Professionals, Sabtu (3/5). 

Salah satu langkah penting dalam menekan angka penderita diabetes adalah meningkatkan deteksi dini dan pemantauan rutin kadar gula darah melalui inovasi pengujian HbA1c. 

HbA1c memiliki peran yang sangat penting dalam evaluasi manajemen diabetes karena nilai yang diperoleh mencerminkan kadar glukosa rata-rata darah selama beberapa bulan terakhir.

“Pemeriksaan diabetes dengan parameter HbA1c telah distandarisasi dan diakui di seluruh dunia. Inovasi dalam pengujian HbA1c berbasis point-of-care memungkinkan hasil tes didapatkan secara real-time. Terutama di area terpencil di mana pasien memerlukan waktu berhari-hari untuk menjangkau fasilitas kesehatan, dengan pemeriksaan POC maka dokter dapat melakukan pengambilan keputusan medis secepatnya,” ujar European Reference Laboratory for Glycohemoglobin, The Netherlands, dr . Erna Lenters-Westra.

Standardisasi pengukuran HbA1c telah dilakukan oleh berbagai lembaga internasional, seperti National Glycohemoglobin Standardization Program (NGSP) dan International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (IFCC). 

Namun, implementasi dan harmonisasi metode di tingkat laboratorium masih memerlukan perhatian lebih agar hasil pengukuran dapat diandalkan dan sesuai dengan standar global.

Dalam acara ini, Roche Indonesia memperkenalkan LumiraDx, inovasi pengujian yang mengonsolidasikan pemeriksaan kimia klinis dan imunologi berbasis Point-of-Care Testing (POCT). 

Dengan LumiraDX, pengujian HbA1c yang sebelumnya hanya dapat dilakukan di dalam laboratorium dapat dilakukan dekat pasien, termasuk di area terpencil, sehingga mempercepat pengambilan keputusan medis. 

Sistem multimoda yang portabel ini dirancang untuk membuat pengujian menjadi efisien dan lebih mudah diakses, tanpa memerlukan flebotomis dengan alur kerja yang sederhana. 

Selain pemeriksaan diabetes, saat ini untuk LumiraDx di Indonesia tersedia tiga jenis pemeriksaan lainnya, yaitu C-Reactive Protein untuk mendeteksi penyakit infeksi, NT-ProBNP untuk mendeteksi gangguan kardiovaskular, dan D-Dimer untuk evaluasi gangguan koagulasi.

Ke depannya, pengembangan akan terus dilakukan guna menghadirkan berbagai jenis uji diagnostik lainnya di LumiraDx yang tentunya akan bermanfaat bagi layanan kesehatan primer. 

Sebagai solusi point-of-care dengan konektivitas berbasis cloud, LumiraDx memungkinkan transmisi hasil tes HbA1c secara real-time dengan waktu 5bmenit ke rekam medis pasien serta mendukung manajemen dan konfigurasi infrastruktur pengujian dari jarak jauh.

Digitalisasi ini membantu mentransformasi pelayanan pasien dan efisiensi operasional, serta meningkatkan program pengendalian penyakit seperti diabetes, khususnya dalam pelaporan data dan evaluasi program di Indonesia.

“Intervensi digitalisasi dalam manajemen diabetes menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk mendorong upaya transformasi kesehatan. Dalam praktis klinis, hadirnya digitalisasi memainkan peran vital dalam memberikan respons cepat, khususnya pada pemantauan hingga manajemen diabetes,” kata Ketua PDS PatKLIn DKI Jakarta dr. Dwi Utomo Nusantara.

Dengan rencana menghadirkan LumiraDx, Roche berharap dapat mempercepat deteksi dini sekaligus mendukung pengelolaan diabetes secara lebih menyeluruh. Inisiatif ini menjadi awal dari upaya berkelanjutan Roche dalam menjawab tantangan geografis dan keterbatasan fasilitas medis, guna mendukung tujuan pemerintah dalam mewujudkan layanan kesehatan yang inklusif dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |