
SEBUAH kapal kargo mengalami serangan berkelanjutan di Laut Merah setelah kelompok pemberontak Houthi di Yaman kembali melancarkan aksi mereka, mengakhiri masa tenang selama beberapa bulan terakhir. Informasi ini disampaikan oleh pemantau maritim pada Selasa (8/7).
Kapal pengangkut curah berbendera Liberia, Eternity menjadi target serangan pertama pada Senin (7/7). Insiden itu terjadi tidak lama setelah kelompok Houthi, yang didukung Iran, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal kargo lainnya, Magic Seas.
Dalam pernyataan resminya, Operasi Perdagangan Maritim Inggris atau unit dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris mengungkapkan bahwa Eternity mengalami kerusakan signifikan dan kehilangan seluruh sistem penggerak. Mereka menambahkan bahwa kapal tersebut dikepung oleh kapal-kapal kecil dan terus menerus diserang.
Meskipun belum ada pengakuan resmi dari pihak Houthi atas serangan terhadap Eternity, pada hari sebelumnya kelompok itu menyatakan telah meluncurkan serangan terhadap Magic Seas menggunakan kapal tanpa awak, rudal dan drone.
Serangan tersebut merupakan yang pertama mereka lakukan terhadap kapal kargo sejak awal tahun ini.
Sebagian besar awak kapal Eternity diketahui berasal dari Filipina, dengan pihak berwenang di Manila mengonfirmasi bahwa 21 dari 22 kru terdampar adalah warga negara mereka.
Sementara itu, awak Magic Seas yang juga mengalami kerusakan parah berhasil diselamatkan pada Senin (7/7).
Sejak Oktober 2023
Kelompok Houthi mulai melancarkan serangan terhadap Israel dan kapal-kapal komersial di wilayah Laut Merah dan Teluk Aden sejak pecahnya konflik di Gaza pada Oktober 2023, dengan alasan menunjukkan dukungan terhadap perjuangan Palestina.
Sebagai tanggapan atas meningkatnya ancaman tersebut, Israel melakukan beberapa serangan ke wilayah Yaman. Salah satunya terjadi pada hari Minggu lalu, yang menargetkan kota pelabuhan Hodeida dan wilayah sekitarnya.
Pada Mei lalu, Houthi sempat menyepakati gencatan senjata dengan Amerika Serikat menyusul intensifnya serangan militer dari Washington yang bertujuan menghentikan gangguan terhadap jalur perdagangan utama di Laut Merah. Namun, dengan serangan terbaru ini, jeda konflik tampaknya telah berakhir. (AFP/Fer/I-1)