Pemanfaatan AI untuk Deteksi Tuberkulosis

2 weeks ago 20
Pemanfaatan AI untuk Deteksi Tuberkulosis Ilustrasi(Freepik)

KEMENTERIAN Kesehatan akan memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI) dalam pencitraan sinar-X dada untuk meningkatkan efisiensi layanan dan mempercepat diagnosis tuberkulosis (TB). Teknologi tersebut berasal dari perusahaan Qure.ai. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pemanfaatan AI dalam sistem kesehatan dapat memberikan dampak positif yang signifikan.

"Teknologi berbasis AI ini akan membuka peluang besar untuk menganalisis data medis dengan lebih cepat dan akurat, memberikan dampak positif baik bagi pasien maupun tenaga medis," kata Budi, Kamis (27/2).

Dalam kerja sama ini, beberapa langkah strategis akan diterapkan: pertama, AI dari Qure.ai akan digunakan untuk mendeteksi TB dan penyakit lainnya melalui analisis pencitraan sinar-X dada di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh Kemenkes. Kedua, sistem manajemen dan pelaporan pasien terpusat akan dikembangkan untuk memperkuat surveilans penyakit secara nasional dan mendukung layanan teleradiologi, sehingga tenaga medis di berbagai daerah dapat mengakses hasil skrining secara real-time. Ketiga, kerja sama ini juga mencakup pengembangan kapasitas melalui pelatihan dan dukungan teknis bagi tenaga kesehatan dan profesional teknologi informasi.

Sebagai tahap awal, Kemenkes akan mengimplementasikan proyek percontohan (pilot project) di RS Fatmawati dan RS Pusat Otak Nasional (RSPON). Jika proyek ini berhasil, teknologi AI dari Qure.ai akan diperluas ke lebih banyak fasilitas kesehatan yang ditunjuk di seluruh Indonesia.

"Untuk mendukung implementasi yang optimal, diperlukan infrastruktur yang memadai, termasuk koneksi internet stabil, cloud hosting, serta Picture Archiving Communication System (PACS) untuk integrasi dan pengolahan data medis," ujarnya.

Selain mempercepat deteksi dini, teknologi ini juga akan meningkatkan efisiensi pelayanan radiologi dengan mengurangi ketergantungan pada film sinar-X fisik, serta memungkinkan penyimpanan dan distribusi data medis secara lebih praktis dan terstruktur. Dengan inovasi ini, pasien akan mendapatkan layanan yang lebih cepat, sementara tenaga medis dapat lebih fokus pada perawatan dan pengobatan.(M-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |