Begitu mendarat di Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin Pulau Belitong, destinasi perdana yang paling direkomendasikan adalah Belitong Geopark Information Center di Jalan Seroja 484, Kelurahan Parit, Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.
Pasalnya, semua destinasi di pulau yang terdiri atas dua kabupaten yaitu Belitung dan Belitung Timur adalah bagian dari kekayaan geopark Belitong. Nama Belitong sendiri secara kultural melekat dengan nama pulau yang kini disematkan sebagai nama pusat informasi ini.
Begitupula saat kamu ingin mengeksplorasi Kabupaten Belitung Timur. Di sana, ada fasilitas serupa yaitu Pusat Informasi Geologi (PIG) Pulau Belitung. Lokasinya di Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa Kampit yang juga bisa menjadi awalan perjalanan yang seru.
Informasi dari dua destinasi wisata edukasi itu akan menjadi bekal saat kamu mengunjungi aneka destinasi alam, desa wisata, hingga menikmati aktraksi budaya. Istimewanya, di PIG, terdapat Ruang Audio Visual gedung PIG yang menayangkan video sejarah tambang timah.
Pemandu siswa SMA
Di kedua lokasi ini terdapat paparan informasi mengenai keragaman geologi, dinamika bumi, sejarah kehidupan, potensi bencana, potensi sumberdaya geologi dan pemanfaatannya. Kerennya lagi, di kedua lokasi ini yang menjadi pemandu adalah komunitas pemuda yang terdiri siswa SMA dan mahasiswa. Di PIG nama komunitasnya adalah Belitong Geopark Youth Community.
Geopark Belitong sendiri telah resmi menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Pengakuan ini diberikan karena keunikan geologis, biologis, dan budaya. Geopark Belitong merupakan geopark nasional Indonesia ke-6 yang masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark. Pengakuan diberikan setelah melalui sidang virtual ke-211 Dewan Eksekutif UNESCO pada 15 April 2021.
Kepulauan ini terbentuk dari hasil aktivitas tektonik dan perubahan muka air laut pada kisaran 15 -30 juta tahun yang lalu. Pulau Belitong termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Belitong, Sumatera. Pulau ini memiliki kekayaan sumber daya alam berupa formasi batuan yakni berupa alumunium, pasir berkarbon, dan granit.
Granit di sini masuk dalam lajur timah berumur perma trias sebagai hasil magmatisme yang berhubungan dengan kejadian tektonik. Ketika Geopark ini diakui oleh UNESCO, maka kekayaan alam dan kultural Belitong juga diakui dunia. Tentunya, pengakuan ini akan berdampak pada peningkatan kegiatan pariwisata.
Pengakuan atas Geopark Belitong itu didasarkan kekayaan alam, adat istiadat, sejarah panjang hasil bumi berupa timah dengan sejarahnya yang panjang, kekayaan lanskap, bebatuan, mineral, proses geologis dan tektonik, serta evolusi bumi. Aspek geologis itu berpadu dengan kekayaan biologis, budaya, hingga flora dan fauna, termasuk tarsius.
Kekayaan Geopark Belitong itu sukses memacu capaian nilai tertinggi di antara sejarah pengajuan geopark nasional pada periode itu, yaitu 850 dari 1.000 poin tertinggi.
Sebelumnya, Indonesia telah berhasil mendaftarkan Kaldera Toba, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu dan Rinjani. Indonesia juga memiliki banyak kekayaan alam dan budaya yang masuk dalam daftar UNESCO, antara lain 9 situs warisan budaya dan alam dan 18 cagar biosfer.
Perjalanan Wisata Pengenalan di Pulau Belitong
Di Belitong sendiri, terdapat puluhan objek wisata, dan 17 di antaranya identik dengan ciri purbakala. Di antaranya Desa Wisata Terong, Hutan Peramun, Tanjung Kelayang, Nam Salu Open Pit, serta Bukit Gunung Lumut. Destinasi-destinasi itu menjadi bagian dari kegiatan “Perjalanan Wisata Pengenalan di Pulau Belitong” pada 16 hingga 19 Juli 2025 diikuti media, agen perjalanan wisata, dan konten kreator.
Program Kementerian Pariwisata ini didedikasikan untuk mempromosikan destinasi wisata di Pulau Belitung yang masih perlu diperkenalkan, melengkapi paket perjalanan yang sebelumnya telah dikenal yaitu Laskar Pelangi. (X-8)