
PEJABAT tinggi pemerintahan Trump memberikan pesan yang beragam mengenai kemungkinan adanya negosiasi atas tarif baru yang diumumkan presiden. Langkah tersebut digambarkan sebagai "pengaturan ulang ekonomi" yang diperlukan, sembari meremehkan dampak gejolak pasar dan ketidakpastian yang terjadi.
Presiden Donald Trump sejak lama menempatkan dirinya sebagai seorang negosiator ulung. Namun, pernyataan dari para penasihat ekonomi utamanya mencerminkan gambaran yang lebih rumit mengenai peluang adanya keringanan.
Trump pekan lalu mengumumkan tarif minimal 10% untuk semua negara, dengan tarif yang lebih tinggi diberlakukan kepada 60 negara yang disebut sebagai “pelanggar terburuk.” Tarif universal 10% mulai berlaku pada Sabtu, sementara tarif khusus akan berlaku mulai Rabu.
Lebih dari 50 negara telah mendekati Gedung Putih untuk membicarakan kemungkinan penurunan tarif setelah pengumuman Trump, menurut pejabat pada Minggu.
Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan kepada CBS News dalam acara Face the Nation, hal ini menunjukkan “semua negara tahu mereka telah mengeksploitasi kami, dan hari pembalasan telah tiba.”
Meskipun sebelumnya presiden pernah menunda pemberlakuan tarif demi memberi ruang negosiasi, Lutnick menegaskan kali ini pemerintah akan melanjutkan tarif yang dijadwalkan berlaku mulai Rabu.
“Tidak ada penundaan. Tarif itu pasti akan tetap berlaku selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Itu sudah jelas. Presiden perlu mengatur ulang perdagangan global,” katanya, menambahkan, “Dia sudah umumkan, dan dia tidak bercanda, tarif akan diberlakukan.”
CNN melaporkan pemerintahan Trump sedang aktif berdiskusi dengan Israel, Vietnam, dan India mengenai kemungkinan kesepakatan perdagangan khusus, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu langsung dengan Trump di Gedung Putih pada Senin.
Namun ketika ditanya tentang Vietnam dan kemungkinan pencabutan tarif, Peter Navarro — penasihat senior presiden dalam bidang perdagangan dan manufaktur — mengatakan pemerintah tidak sedang bernegosiasi. “Ini bukan negosiasi. Ini adalah keadaan darurat nasional karena defisit perdagangan yang tidak terkendali akibat kecurangan. Kami selalu mau mendengar — itu yang Donald Trump paling kuasai,” katanya dalam program Sunday Morning Futures di Fox News.
Navarro menambahkan, “Tapi saya ingin sampaikan kepada dunia: Kalau kalian mau bicara, jangan hanya bilang ingin menurunkan tarif lalu selesai. Masalahnya adalah kecurangan non-tarif. Berhenti manipulasi mata uang, berhenti dumping barang.”
Menteri Pertanian Brooke Rollins juga tidak bisa memberikan jawaban pasti apakah tarif akan bertahan atau masih ada ruang untuk kesepakatan. “Presiden ini adalah negosiator ulung, seorang pebisnis yang memimpin pemerintahan kita... Tapi dia sangat fokus, berani, dan gigih memastikan Amerika diutamakan lewat kebijakan tarif ini,” katanya kepada Jake Tapper dari CNN dalam acara State of the Union.
Sementara itu, Menteri Keuangan Scott Bessent menyatakan Trump “menciptakan posisi tawar maksimal untuk dirinya.” “Ini bukan sesuatu yang bisa dinegosiasikan dalam hitungan hari atau minggu,” katanya di NBC Meet the Press.
Elon Musk, salah satu penasihat paling berpengaruh bagi Trump sekaligus wajah dari Departemen Efisiensi Pemerintah, pada Sabtu menyampaikan harapannya agar AS dan Eropa bisa mencapai “situasi tanpa tarif,” yang membuka ruang untuk negosiasi.
“Pada akhirnya, saya harap akan disepakati Eropa dan Amerika Serikat idealnya bergerak menuju situasi tanpa tarif, menciptakan zona perdagangan bebas antara Eropa dan Amerika Utara,” kata Musk dalam wawancara video dengan Matteo Salvini, wakil perdana menteri Italia sekaligus pemimpin partai sayap kanan Liga, dalam kongres partai di Florence.
Pada Minggu, para pejabat pemerintah berulang kali mengecilkan gejolak ekonomi yang mengguncang pasar. Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 10% dari titik tertingginya baru-baru ini, dan Nasdaq anjlok lebih dari 20%. Hingga penutupan pasar Jumat, Dow mencatatkan penurunan dua hari terbesar sejak Maret 2020 saat awal pandemi Covid-19.
Navarro mendesak para investor Amerika untuk “tetap tenang” dan “tidak panik.” “Strategi cerdas adalah tidak panik, tetap tenang. Karena kita akan mengalami lonjakan pasar saham terbesar yang pernah ada berkat kebijakan Trump. ... Orang-orang harus bersabar — biarkan pasar menemukan titik terendahnya. Jangan goyah karena kepanikan media, dan hidup akan indah di bawah Donald John Trump,” katanya.
Meski para ekonom makin khawatir akan potensi resesi, Bessent menolak asumsi itu. “Tidak harus terjadi resesi. Siapa yang tahu bagaimana pasar akan bereaksi dalam sehari, dalam seminggu? Yang kami lihat adalah membangun fundamental ekonomi jangka panjang untuk kemakmuran,” ujarnya.
Analis Goldman Sachs dalam catatan pekan lalu, mengatakan pertumbuhan ekonomi yang dipicu kebijakan fiskal Trump tidak akan mampu menutupi kerusakan akibat rencana tarif besar-besarannya.
Rollins tidak sepakat dengan anggapan pasar sedang “runtuh” dan menyebutnya sebagai penyesuaian. “Ketika ekonomi dan pasar mulai menyesuaikan diri, kita akan melihat hal yang lebih positif — saya yakin itu akan terjadi dengan cepat,” katanya kepada CNN.
Rollins juga menyebutkan kemungkinan adanya bantuan bagi para petani yang terdampak tarif, mengacu pada bantuan serupa pada masa jabatan pertama Trump.
“Kita harus siap jika kerusakan jangka panjang benar-benar terjadi... kita akan pastikan ada dana, bekerja sama dengan para senator dan pengatur anggaran, agar kita bisa melakukan hal yang sama seperti sebelumnya,” ujarnya.
Sementara rakyat Amerika yang cemas menyaksikan tabungan pensiun mereka anjlok, presiden justru menghabiskan empat hari terakhir di properti golf miliknya di Florida Selatan.
Saat para demonstran turun ke jalan memprotes kebijakan tarif Trump di berbagai kota, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan resmi presiden memenangkan turnamen golf di klubnya pada Sabtu. “Presiden memenangkan pertandingan putaran kedua Kejuaraan Klub Senior hari ini di Jupiter, FL, dan lolos ke Babak Final besok,” bunyi pernyataan tersebut. (CNN/Z-2)