
OKLAHOMA City Thunder mengakhiri musim yang luar biasa dengan meraih gelar NBA pertama mereka. Mereka mendominasi babak kedua untuk mengamankan kemenangan 103-91 atas Indiana Pacers yang kekurangan pemain di Game 7 Final NBA.
Shai Gilgeous-Alexander memimpin Thunder dengan mencetak 29 poin dan memberikan 12 assist. Penampilan luar biasa Gilgeous-Alexander, ditambah dengan pertahanan agresif Oklahoma City, terbukti terlalu kuat bagi tim Pacers yang sudah kehilangan bintang mereka, Tyrese Haliburton, yang mengalami cedera kaki hanya tujuh menit setelah pertandingan dimulai.
Meskipun bermain dengan kekuatan yang terbatas, Pacers bertahan di babak pertama dan memimpin 48-47 saat turun minum. Namun, Thunder mengubah arah permainan di kuarter ketiga, mengalahkan Pacers 34-20, dan memperlebar keunggulan mereka hingga mencapai 22 poin di kuarter terakhir.
“Ini rasanya tidak nyata, begitu banyak jam, begitu banyak momen, begitu banyak emosi,” kata Gilgeous-Alexander dengan suara yang penuh emosi. “Sungguh gila mengetahui bahwa kami semua ada di sini. Tapi grup ini bekerja keras untuk itu, kami menghabiskan waktu dan kami pantas mendapatkannya.”
Gilgeous-Alexander, yang sebelumnya sudah meraih MVP musim reguler dan gelar pencetak gol terbanyak, menambahkan MVP Final ke dalam daftar prestasinya, semakin mengukuhkan dirinya di antara pemain elit NBA.
Performa Kunci dan Kerja Sama Tim
Jalen Williams menyumbangkan 15 dari total 20 poinnya di babak kedua, sementara Chet Holmgren menambah 18 poin, 8 rebound, dan lima blok, memperkuat pertahanan Thunder.
Pacers, yang berjuang keras untuk tetap dalam permainan, melakukan 23 turnover yang berujung pada 32 poin bagi Oklahoma City. Meskipun tampil heroik, termasuk dengan penampilan 24 poin dari bangku cadangan oleh Bennedict Mathurin, Pacers akhirnya tidak mampu bangkit.
Pukulan Berat Bagi Pacers
Haliburton, yang sebelumnya sudah cedera pada betis kanan, telah mencetak sembilan poin — semuanya dari tembakan tiga angka — ketika dia cedera saat berusaha melewati Gilgeous-Alexander. Kaki kanannya terkilir, dan dia terjatuh ke lantai dengan rasa sakit. Rekan-rekannya dengan cepat menghampirinya dan membantunya keluar dari lapangan, meninggalkan Pacers tanpa pemimpin mereka untuk sisa pertandingan.
Tanpa Haliburton, Pacers tetap bertahan. Mereka sempat memimpin 43-42 di akhir kuarter kedua berkat tembakan tiga angka dari Bennedict Mathurin. Tembakan tiga angka dari Andrew Nembhard tepat sebelum halftime memberi Indiana keunggulan 48-47 saat turun minum. Babak pertama penuh dengan aksi sengit dan saling berganti unggul, dengan 10 kali pergantian posisi memimpin, karena kedua tim sama-sama bermain keras di sisi pertahanan.
Thunder Melonjak di Babak Kedua
Tembakan tiga angka Pacers menjadi faktor utama di babak pertama, dengan Indiana menghubungkan delapan dari 16 tembakan mereka dari luar garis tiga angka. Namun, setelah jeda, Pacers kesulitan, hanya membuat tiga tembakan tiga angka lagi. Sementara itu, Oklahoma City menemukan ritme mereka dari luar, dengan Gilgeous-Alexander, Holmgren, dan Williams masing-masing mencetak tembakan tiga angka kunci selama rentetan 9-0 yang memberi Thunder keunggulan 65-56.
“Kami punya 24 menit untuk mendapatkannya,” kata Gilgeous-Alexander. “Ini akan berakhir buruk atau akan berakhir indah. Kami melakukan semua yang kami bisa.”
Meskipun Mathurin tampil mengesankan dengan 24 poin, serta Pascal Siakam (16 poin), T.J. McConnell (16 poin), dan Nembhard (15 poin), upaya kebangkitan Pacers akhirnya gagal. Pertahanan ketat dan eksekusi ofensif yang presisi dari Thunder terbukti terlalu tangguh, dan mereka berhasil mempertahankan kemenangan 103-91 untuk meraih gelar NBA pertama mereka sejak tim pindah ke Oklahoma City pada tahun 2008.
Pacers, yang memenangkan tiga gelar juara ABA pada tahun 1970-an, harus menunggu gelar NBA pertama mereka, karena pencarian mereka untuk meraih juara NBA berlanjut. (AFP/Z-2)