Netanyahu Bersumpah akan Balas Dendam ke Hamas karena 4 Sandera Tewas

2 weeks ago 15
Netanyahu Bersumpah akan Balas Dendam ke Hamas karena 4 Sandera Tewas PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu.(Dok. PBB)

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan membalas dendam setelah Hamas membebaskan empat sandera dalam kondisi tewas. Meskipun ada tuduhan bahwa penolakan gencatan senjata dan perundingan pembebasan yang berkepanjangan menyebabkan kematian mereka.

Hamas menyerahkan jenazah Shiri Bibas, kedua anaknya yakni Ariel dan Kfir dan Oded Lifshitz, di kota Khan Younis di Gaza Selatan berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Israel.

Kelompok perlawanan Palestina mengatakan mereka terbunuh dalam serangan udara Israel yang membabi buta selama genosida 16 bulan di daerah kantong tersebut.

Dalam pernyataan pertamanya setelah penyerahan tersebut, Netanyahu mengatakan suara darah orang-orang terkasih berteriak kepadanya dari tanah.

"Itu mengharuskan kita untuk menyelesaikan masalah dengan para pembunuh bejat – dan kita akan menyelesaikan masalah dengan mereka," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantornya.

“Mengembalikan keempat jenazah ini memaksa kita untuk memastikan bahwa apa yang terjadi pada 7 Oktober tidak akan pernah terjadi lagi,” sebutnya.

Hamas mengatakan pasukan Israel bertanggung jawab atas kematian para tahanan dengan mengebom lokasi tempat mereka ditahan. Kelompok itu menekankan bahwa mereka memperlakukan para tahanan secara manusiawi dan berusaha melindungi mereka.

Disebutkan bahwa serangan Israel yang menewaskan keempat tahanan tersebut juga menewaskan 17.881 anak Palestina dalam apa yang digambarkan kelompok tersebut sebagai “pemboman kriminal Israel terhadap Gaza.”

"Netanyahu sekarang berduka atas jasad para tahanannya, mencoba menghindari tanggung jawab atas kematian mereka," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, menuduhnya menggunakan situasi tersebut untuk bertahan hidup secara politik.

Ancaman Netanyahu terhadap Gaza muncul saat kemarahan publik meningkat atas kembalinya tawanan Israel dalam peti mati untuk pertama kalinya dalam kesepakatan pertukaran.

Reaksi keras ini memaksa perdana menteri untuk membatalkan rencana menghadiri penerimaan jenazah, karena khawatir sorotan media akan berbalik merugikannya.

Oposisi Israel menyalahkan Netanyahu atas kematian tersebut, dengan alasan ia menunda pertukaran tahanan selama berbulan-bulan untuk menghindari membahayakan koalisinya yang rapuh, yang mencakup menteri sayap kanan yang mendorong agar perang di Gaza dilanjutkan.

Kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku bulan lalu, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.300 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |