Dana LPDP RP 154 Triliun, Tapi Indonesia Masih Kalah dari Malaysia dan Vietnam

15 hours ago 5
Dana LPDP RP 154 Triliun, Tapi Indonesia Masih Kalah dari Malaysia dan Vietnam Ilustrasi(Dok UMS)

LEMBAGA Pengelola Dana Pendidikan ( LPDP ) menegaskan, Indonesia masih membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia bergelar magister dan doktor untuk menjawab tantangan global. Saat ini, rasio penduduk Indonesia dengan gelar S2 dan S3 baru menyentuh angka 0,53%. 

Menurut Kepala Divisi Pelayanan Beasiswa LPDP, Gendro Hartono, Indonesia  masih tertinggal dari Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Meski negara sudah menyiapkan dana abadi pendidikan yang mencapai lebih dari Rp. 154,11 triliun. 

"Ini tidak habis dipakai tetapi dikelola secara berkelanjutan untuk generasi hari ini dan masa depan. Karena itu UMS diharapkan bisa ikut kolaborasi mengoptimalkan pemanfaatan beasiswa dari Pemerintah yang sangat strategis ini," tukas Gendro di depan 1472 wisudawan UMS Periode IV Tahun Akademik 2024/2025, di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Solo, Sabtu (14/6/2025).

Dia mendorong wisudawan UMS harus mampu melanjutkan perjuangan intelektual mereka, dengan memanfaatkan peluang beasiswa LPDP sebagai investasi strategis negara untuk masa depan.

“LPDP bukan sekadar beasiswa biasa. Keberadaanya menjadi investasi strategis negara, untuk menyiapkan pemimpin masa depan, akademisi, birokrat, ilmuwan, pendidik, dan wirausaha sosial yang tidak hanya unggul, tetapi berintegritas dan berpihak pada rakyat,” sergay Gendro.

Sebagai catatan, sejak berdiri 2013, LPDP  mendanai lebih dari 54.000 penerima beasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, lebih dari 650.000 orang telah mendapat manfaat dari program-program kolaboratif LPDP dengan kementerian dan lembaga lainnya, termasuk pelatihan guru, vokasi, beasiswa santri, hingga moderasi beragama.

Pada tahun 2025, LPDP memperluas cakupan programnya, seperti Beasiswa Garuda, pelatihan guru SMK melalui kredensial mikro, pembimbing sekolah unggul, hingga dukungan terhadap pesantren berbasis digital dan program double degree luar negeri.

LPDP juga memberikan afirmasi kepada daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) seperti Papua Pegunungan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah yang partisipasinya masih rendah. Pun kepada UMS diharapkan menjadi mitra strategis untuk meningjatkan akses pendirikan tinggi yang merata dan berkualitas.

Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno juga mendorong kualitas pendidikan bisa mengakses berbagai beasiswa dari pemerintah, di samping dari pihak kampus, bagi lulusan yang ingin melanjutkan studi program magister dan program doktor di UMS.

Lulusan UMS, lanjutnya, harus memiliki inovasi tiada henti, memiliki kreatitivitas tanpa batas, invensi atau menemukan sesuatu yang membumi yang artinya berguna untuk lingkungan masyarakat. 

“Semoga ilmu penuh berkah dan kebermanfaatan. Silahkan tebarkan kebaikan melalui alumni kepada lingkungan masyarakat masing-masing.  Terima kasih kami ucapkan kepada orang tua yang telah mempercayakan putra putri untuk kuliah di UMS," pungkas Harun. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |