
KISAH seorang anak perempuan bernama Naila dari Panakkukang, Makassar, yang tinggal di rumah tidak layak huni menjadi sorotan dalam puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) di Taman Kusuma Bangsa, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Jumat (16/5) malam.
Video yang memperlihatkan Naila tetap tersenyum meski kondisi rumahnya memprihatinkan sebelumnya sempat diputar oleh Presiden Prabowo Subianto di hadapan purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI-Polri di Jakarta.
Presiden menyatakan keprihatinannya dan berjanji tidak akan membiarkan ada lagi “Naila-Naila” lain di Indonesia.
“Kita mendengarkan langsung bagaimana kepedulian tinggi Presiden Prabowo Subianto terhadap keluarga Naila dan rakyat lainnya yang kurang beruntung karena belum memiliki rumah yang layak huni. Kepedulian itu harus dapat dilaksanakan sungguh-sungguh, termasuk oleh seluruh anggota REI yang siap menjadi tulang punggung program 3 juta rumah,” ungkap Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto, saat menyampaikan sambutan di hadapan sekitar 1.000 anggota REI yang hadir.
Joko menambahkan, REI siap bergerak kapan saja untuk mewujudkan harapan Presiden dalam memberantas kemiskinan, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan rumah, termasuk di pedesaan.
“Terlaksananya program 3 juta rumah di desa dapat membuka 3 juta lapangan pekerjaan, menumbuhkan ekonomi desa, dan menciptakan 168.000 wirausahawan baru di pedesaan,” ujarnya.
Bangun Rumah, Pulihkan Martabat
Menurut Joko, sektor properti bukan hanya indikator pertumbuhan ekonomi, melainkan dapat menjadi pendorong utama.
Dengan melibatkan 185 industri, sektor ini memberi dampak signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta penyerapan tenaga kerja yang besar.
Dari riset yang dilakukan REI dan Lembaga Manajemen Universitas Indonesia (LM UI) mengungkap bahwa setiap investasi properti sebesar Rp112 triliun memberikan kontribusi sebesar 0,56% terhadap perekonomian nasional.
"Jika program 3 juta dapat berjalan optimal, maka Presiden Prabowo Subianto berhasil membuat satu capaian besar dan hebat. Tidak hanya bagi rakyat yang dibantu memiliki rumah, tetapi juga untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko, Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur Seno Aji.
3 Juta Rumah untuk Rakyat
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyampaikan apresiasi atas komitmen REI. Ia menilai 99,9% anggota REI merupakan pengembang yang baik dan bertanggung jawab.
“REI ini adalah organisasi pengembang properti yang saya tahu yang tertua dan terbesar di Indonesia. Saya doakan REI semakin maju dan bertanggungjawab. Malam ini saya juga doakan, REI bukan hanya jumlah anggotanya yang terus bertambah, tetapi juga kualitas produk rumah yang dihasilkan harus pula bertambah mutunya,” kata Menteri Ara.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah menambah kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini menjadi 350.000 unit dari sebelumnya 220.000 unit.
Penambahan ini diharapkan mendukung pertumbuhan sektor perumahan rakyat.
“Dulu setiap tahun pengembang ribut kuotanya terbatas. Tapi sekarang bersiaplah likuiditas akan berlebih. Oleh karena itu, saya mendorong agar para pengembang benar-benar menjadi jembatan antara negara dan rakyat dengan menghadirkan rumah berkualitas,” tegasnya. (Gan/Z-10)