
SEBUAH penelitian fakta menarik bahwa musim ketika seseorang dikandung dapat berdampak pada metabolisme tubuh serta berat badan mereka di masa mendatang.
Penelitian ini dipimpin Dr. Takeshi Yoneshiro dari Tohoku University School of Medicine, Jepang, dipublikasikan pada 7 April 2025 di jurnal ilmiah Nature Metabolism. Timnya menemukan individu yang dikandung pada musim dingin, antara pertengahan Oktober hingga pertengahan April, memiliki aktivasi jaringan lemak coklat yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang dikandung pada musim panas.
Lemak coklat adalah jenis lemak yang berfungsi untuk membakar kalori demi menghasilkan panas, berbeda dengan lemak putih yang berperan dalam penyimpanan energi. Aktivitas lemak coklat yang lebih tinggi berkaitan dengan metabolisme yang lebih sehat, indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah, dan lingkar pinggang yang lebih kecil.
Dalam studi ini, peneliti menganalisis lebih dari 350 pria Jepang dan menemukan rata-rata BMI mereka yang dikandung di musim dingin lebih rendah, sekitar 22. Angka itu dibandingkan dengan mereka yang dikandung di musim panas yang memiliki rata-rata BMI sekitar 23. Meskipun perbedaan ini terbilang kecil, secara ilmiah hal tersebut dinilai signifikan.
Bahwa paparan suhu dingin sebelum atau selama proses pembuahan dapat memicu perubahan epigenetik—perubahan kimia pada DNA yang mempengaruhi cara kerja gen tanpa mengubah urutan genetik itu sendiri. Perubahan ini dapat diwariskan dan berpengaruh pada fungsi metabolisme sepanjang hidup individu.
“Lingkungan yang dialami orang tua sebelum pembuahan dapat meninggalkan jejak yang mempengaruhi kesehatan anak mereka dalam jangka panjang,” ujar Dr. Yoneshiro, peneliti dan profesor Associate Professor di Universitas Tohoku, Jepang.
Ia menambahkan temuan ini juga relevan mengingat isu perubahan iklim, di mana perubahan suhu global dapat berpengaruh pada pola kesehatan generasi mendatang.
Studi ini memberikan perspektif baru dalam memahami obesitas dan penyakit metabolik. Selain faktor gaya hidup dan genetika, ternyata musim konsepsi juga perlu dipertimbangkan sebagai salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan. (PopularScience/Z-2)