Musikus Ikonik Mali Amadou Bagayoko Meninggal Dunia pada Usia 70 Tahun

1 day ago 3
Musikus Ikonik Mali Amadou Bagayoko Meninggal Dunia pada Usia 70 Tahun Amadou Bagayoko dan istrinya, Mariam, tampil di aula konser Zenith di Paris pada 2010.(Lionel Bonaventure/AFP)

MUSIKUS Mali yang masuk nominasi penghargaan Grammy, Amadou Bagayoko, telah meninggal dunia pada usia 70 tahun.

Bagayoko meraih ketenaran global kerena memadukan musik tradisional Afrika Barat dengan pengaruh rock dan pop Barat sebagai salah satu anggota duo tunanetra Amadou dan Mariam.

"Kementerian Kebudayaan Mali mengumumkan duka cita atas meninggalnya artis Bagayoko pada Jumat (4/4)," kata Kementerian dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah pada Sabtu (5/4) waktu setempat.

“Amadou adalah seorang tunanetra yang meninggalkan jejak di kancah Mali dan internasional,” ujar Kementerian Kebudayaan Mali.

Bagayoko meninggal dunia di Kota Bamako, tempat kelahirannya. Anak tirinya, Youssouf Fadiga, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sang musikus telah sakit selama beberapa waktu, tetapi tidak menyebutkan penyakit apa yang dideritanya.

Ia meninggalkan Mariam, yang juga istrinya, dan putranya, Sam, yang juga seorang musikus.

Pasangan Tunanetra dari Mali

Dijuluki ‘pasangan tunanetra dari Mali’, Amadou dan Mariam menjadi salah satu pasangan terlaris dan paling dicintai di Afrika. Mereka bermain bersama musisi dan penyanyi terkenal seperti Damon Albarn dari Blur dan Gorillaz, dan gitaris Pink Floyd David Gilmour.

Lahir pada 1954, Bagayoko mengalami kebutaan saat berusia 15 tahun karena katarak bawaan. Ia belajar musik di Mali’s Institute for the Young Blind tempat ia bertemu calon istrinya, Mariam Doumbia.

Pasangan itu membentuk band Mali’s Blind Couple pada 1980, yang membuat nama mereka dikenal di tingkat lokal dan internasional.

Awalnya, mereka menyanyikan lagu-lagu untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi rekan-rekan mereka yang hidup dengan kebutaan dan disabilitas sebelum perpaduan pengaruh tradisional Afrika dengan unsur-unsur rock, blues, dan pop membuat mereka mendapatkan pengikut global.

Mereka telah menghasilkan lebih dari 10 album pemenang penghargaan, termasuk France’s Victoire de la Musique, pada 2005 untuk Dimanche a Bamako dan sekali lagi pada 2013 untuk Folila. Dimanche a Bamako juga memenangi salah satu BBC Radio Awards for World Music pada 2006.

Album mereka tahun 2008, Welcome to Mali, dinominasikan untuk Album Musik Dunia Kontemporer Terbaik pada ajang Grammy Award for Best Contemporary World Music Album.

Mereka pernah tampil sebagai pembuka untuk band Inggris Coldplay pada 2009, dan tampil di konser Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun yang sama ketika Presiden AS Barack Obama dianugerahi hadiah tersebut.

Penampilan kelas dunia terakhir Bagayogo bersama Doumbia adalah pada upacara penutupan Paralimpiade Paris 2024.

Musikus Spanyol kelahiran Prancis Manu Chao, yang memproduksi album Dimanche a Bamako, menyampaikan belasungkawa secara daring, bersama artis internasional lainnya.

"Amadou! Kami akan selalu bersama ... bersamamu ke mana pun kau pergi," ujarnya.

“Saya tidak akan pernah melupakan persahabatannya,” kata penyanyi-penulis lagu asal Senegal, Youssou N’Dour. “Pikiran saya bersama Mariam tersayang.” (Al Jazeera/B-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |