
MENTERI Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani membeberkan bahwa pemerintah Indonesia yang mengakhiri kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution (LGES) terkait Proyek Titan. Bukan LGES yang terlebih dahulu hengkang dari proyek pengembangan baterai kendaraan listrik itu.
“Dikatakan bahwa mereka yang memutus, padahal sebetulnya, lebih tepat dari kami yang memutuskan itu (kerja sama dengan LGES," ujar Rosan dalam keterangan pers secara daring, Rabu (23/4).
Menurut Rosan, pemutusan kerja sama itu dituangkan dalam surat resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tertanggal 31 Januari 2025. Surat pemutusan kerja sama tersebut dikirimkan oleh Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, kepada CEO LG Chem dan LG Energy Solution.
Surat itu diterbitkan karena alotnya negosiasi dengan LGES. Negosiasi yang dimaksud adalah tahap keempat proyek atau joint venture 4 dengan LGES terkait pengembangan baterai sel kendaraan listrik.
"Surat resmi dari ESDM itu diterbitkan karena negosiasi telah berjalan terlalu lama, hingga lima tahun lamanya," ucapnya.
Rosan kemudian menjelaskan pemerintah telah mencari pengganti LGES, yakni Zhejiang Huayou Cobalt Co, Ltd, perusahaan asal Tiongkok. Perusahaan tersebut, katanya, sudah memiliki teknologi yang dibutuhkan dan sudah pernah berinvestasi di Indonesia
"Mereka juga telah berinvestasi di daerah Weda Bay, di bidang yang hampir sama. Sehingga, mereka sangat memahami pengembangan proyek ini,” imbuh Rosan.
Huayou diketahui berinvestasi di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Maluku Utara, dengan Tsingshan Holding Group dan Zhenshi Holding Group Co., Ltd pada 2018. IWIP digadang menjadi kawasan industri terpadu yang akan mengolah sumber daya mineral. Mulai dari mulut tambang hingga ke produk akhir berupa baterai kendaraan listrik dan besi baja.
Rosan kemudian mengaku telah bertemu dengan perwakilan Huayou untuk membahas kelanjutan Proyek Titan.
"Saya sendiri sudah bertemu langsung dengan pihak Huayou. Mereka responnya sangat positif. Sudah sejak 2024 mereka menyatakan minatnya untuk bergabung dalam konsorsium pengembangan baterai EV ini," pungkasnya. (H-3)