
DOKTER anak subspesialis neonatologi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Rosalina Dewi Roeslani mengungkapkan bahwa menjemur bayi di bawah sinar matahari bukan merupakan terapi untuk menyembuhkan penyakit kuning pada bayi.
"Jemur sekali lagi tidak bisa mengobati (penyakit kuning pada bayi). Tidak bisa juga mencegah," kata Rosalina, Senin (23/6).
Meski demikian, kata dia, sinar matahari memang memiliki efek positif untuk mengurangi kuning dengan panjang gelombang tertentu yang dimiliki sinar ini, namun hanyalah sebagai penetrasi bukan mengobati.
Ia menambahkan bila anak dengan kondisi penyakit kuning hendak dijemur di bawah sinar matahari, sebaiknya orangtua juga memperhatikan beberapa hal yang meliputi berat badan anak. Jika berar badan anak berada di bawah 2.500 gram, dia berpotensi terkena hipotermia saat dijemur tanpa pakaian.
Hal lain yakni, waktu menjemur anak sebaiknya tidak dilakukan di atas pukul 12.00. Hal ini untuk menghindari paparan sinar ultraviolet yang
berbahaya bagi anak. Selain itu, durasi menjemur anak juga sebaiknya diperhatikan dan tidak lebih dari satu jam.
"Jadi semua perlu kehati-hatian. Tapi bukan buat mengobati ya (menjemur anak di bawah sinar matahari)," jelasnya.
Penemuan soal pengobatan penyakit kuning pada anak, lanjut dia, awalnya ditemukan di Inggris. Hal itu berangkat dari penemuan bayi yang tidur di dekat jendela dan terpapar sinar matahari dan bayi yang tidur tanpa terkena sinar matahari.
Kemudian, perawatan bayi dengan penumpukan bilirubin pun berkembang hingga akhirnya kini telah terdapat perawatan melalui terapi sinar untuk memecah bilirubin.
Penyakit kuning pada anak usia 0-28 hari merupakan kondisi kandungan bilirubin yang tinggi atau hiperbilirubinemia. Kondisi ini pun berpotensi lebih besar terjadi pada anak yang lahir secara prematur.
Kondisi anak dengan bilirubin tinggi dapat mengganggu perkembangan anak yang baru lahir bila telah melewati sawar otak.
"Maka akan terjadi kerusakan otak yang bersifat permanen," katanya.
Kondisi bilirubin tinggi ini, menurutnya, bisa terjadi secara akut dan kronis. Ia pun merekomendasikan orangtua agar berkonsultasi dengan dokter terkait kondisi ini sehingga dapat dilakukan perawatan yang tepat untuk mencegah gangguan kesehatan lainnya pada anak. (Ant/Z-1)