
Komisi I DPR RI masih melangsungkan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap 12 calon duta besar (dubes) RI untuk beberapa negara sahabat. Kegiatan tersebut akan dilangsungkan di ruang rapat Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat hari ini, Minggu (6/7).
Sebelumnya, pada Sabtu (5/7/2925) Komisi I juga sudah melakukan fit and proper test kepada 12 calon dubes lainnya. Dengan demikian, total ada 24 calon dubes RI yang akan menempati posisinya masing-masing.
Melansir berbagai sumber, ada beberapa nama beken muncul dalam daftar dubes yang melakukan fit and proper test. Misalnya saja nama Nurmala Kartini Sjahrir yang merupakan adik kandung dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Kartini melakukan fit and proper test pada Sabtu untuk mengisi posisi duta besar Indonesia untuk Jepang yang berkantor pusat di Tokyo. Kartini dikenal luas sebagai peneliti antropologi.
Selain itu, karier diplomat Kartini juga cukup mentereng yaitu pernah didapuk sebagai duta besar RI untuk Argentina pada era Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) atau tepatnya sejak 2010 hingga 2014.
Selain Kartini, ada juga nama Abdul Kadir Jailani yang diusulkan pemerintah untuk menjadi calon dubes RI untuk Jerman. Ia menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test oleh Komisi I DPR pada hari pertama.
Ia mengatakan, beberapa pertanyaan dilontarkan oleh pimpinan Komisi I DPR, misalnya mengenai prinsip politik bebas aktif hingga bagaimana rancangan program kerja yang dimiliki.
Program ini, kata dia, harus selaras dengan asta cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. “Isu perlindungan itu menjadi perhatian,” kata Abdul di kompleks Parlemen, Sabtu (5/7).
Sebelum diusulkan masuk menjadi salah satu calon duta besar untuk Jerman, Abdul Kadir Jailani sempat menjadi duta besar untuk Kanada dan duta besar untuk Organisasi Penerbangan Sipil Internasional yang bermarkas di Ottawa, Kanada.
Mantan lawyer itu juga pernah didapuk menjadi duta besar untuk Kanada pada 7 Januari 2019 atau pada periode kedua pemerintahan mantan Presiden Joko Widodo. Ia juga pernah mengikuti Sekolah Dinas Luar Negeri di Kementerian Luar Negeri dengan masa studi selama satu tahun.
Ada pula calon dubes untuk Amerika Serikat, Dwisuryo Indroyono Soesilo yang pernah menjabat sebagai Menko Kemaritiman tahun 2014 hingga 2015 pada Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Indroyono banyak berkecimpung pada jabatan yang berhubungan dengan sumber daya kelautan di pemerintah. Mulai dari di Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga di organisasi pangan PBB, Food and Agriculture (FAO).
Dirinya juga sempat menjadi Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata yang kala itu dijabat oleh Arief Yahya pada tahun 2015 hingga 2019.
Selain itu, ada nama Yusron Bahauddin Ambary yang masuk dalam calon dubes RI untuk Abu Dhabi. Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah.
Selanjutnya, ada sosok Berlian Helmy yang masuk sebagai calon dubes RI untuk Azerbaijan. Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Pengkajian Ideologi dan Politik (Dirjian Idepol) di Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas. Sementra itu, untuk akrir diplomatnya, ia pernah ditugasi sebagai Wakil Kepala Perwakilan RI di Moskow.
Selain itu, terdapat nama Mayor Jenderal TNI (Purn.) Gina Yoginda, M.Si. (Han) yang masuk dalam calon dubes RI untuk Suriah. Ia merupakan purnawirawan TNI-AD yang pernah ditugasi sebagai Duta Besar Indonesia Untuk Republik Islam Afghanistan.
Jika menilik latar belakang calon dubes lainnya, banyak dari mereka didominasi oleh para pejabat yang ada di Kementerian Luar Negeri. Ada pula yang memiliki latar belakang mantan dubes, militer, hingga politisi. (H-1)