Mengenalkan Keragaman Seni Visual Bantu Asah Imajinasi Anak

5 hours ago 1
Mengenalkan Keragaman Seni Visual Bantu Asah Imajinasi Anak Seorang anak tengah melukis untuk melatih imajinasi.(Dok. LittleDoodle)

PENGENALAN berbagai jenis dan proses pembuatan seni visual memiliki dampak besar bagi tumbuh kembang anak, baik dari sisi motorik maupun kognitif. Aktivitas seperti menggambar atau mewarnai bisa melatih motorik halus, sementara menari melatih motorik kasar. Di sisi lain, kegiatan seperti mixing colors juga mengasah kemampuan berpikir serta membangun rasa percaya diri anak.

Berbagai kegiatan untuk mengasah imajinasi anak lewat seni visual bisa dilakukan, termasuk dengan mengikuti event LittleDoodle,  festival edukasi seni untuk anak-anak dan keluarga. Edisi perdana LittleDoodle berlangsung dari 26 hingga 29 Juni 2025 di Urban Forest Cipete, Jakarta Selatan dengan menghadirkan berbagai aktivitas menarik.

Diselenggarakan oleh TFR News, event tersebut berlangsung bersamaan dengan momen libur sekolah dan long weekend, festival ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi anak-anak dan keluarga untuk mengenal seni dari usia dini dengan cara yang menyenangkan, edukatif, dan inklusif bagi seluruh anggota keluarga.

"Ajang ini bisa memperkenalkan dunia kreatif kepada anak-anak dan orang tua, bahwa seni tidak sebatas menggambar dan punya potensi yang luas," kata Co-founder TFR News & LittleDoodle Christine Laifa, dalam keterangan resminya, Jumat, (27/6).

"Beberapa seniman yang berpartisipasi di LittleDoodle pun telah sukses berkarir melalui karya seni ciptaan mereka," kata Christine.

Dengan diluncurkannya LittleDoodle, ia berharap bisa menjangkau audiens yang lebih luas lagi untuk merayakan seni visual. “Kita ingin mengajarkan anak-anak untuk mengapresiasi desain sejak dari usia dini, sehingga ke depannya akan ada regenerasi ilustrator dan desainer baru,” pungkas Christine.

Dikatakan Christine, event tersebut menghadirkan selebrasi seni visual yang menawarkan creators’ market, workshop, art exhibition, hingga pertunjukan teater yang diadaptasi dari IP (intellectual property) & karya ilustrator lokal. Akan ditampilkan berbagai produk anak, workshop, brand activations, hingga permainan serta meet and greet bersama berbagai karakter favorit anak-anak, seperti Bobo dari Majalah Bobo dan The Sylvanian Families.

Ilustrator yang terlibat di  creators’ market LittleDoodle, Junissa Bianda, mengatakan seni memang tidak mengenal usia. Sebagai ibu, dirinya selalu mencari aktivitas yang bisa menstimulasi kreativitas anak lewat art kit, buku, atau pernak-pernik yang penuh warna.

"Di festival ini, saya benar-benar merasa puas karena semua itu ada. Sebagai seniman, saya juga merasa sangat dimanjakan karena bisa berbagi dan terhubung langsung dengan pengunjung. Rasanya menyenangkan bisa terlibat dalam ruang yang mendukung kreativitas keluarga secara menyeluruh," katanya.

Lebih dari wadah eksploratif seni, LittleDoodle 2025 juga menggandeng Save The Children yang hadir untuk memberikan ruang bagi anak-anak agar bebas berekspresi dan mengeksplorasi diri.

"Melalui program HEART (Healing & Education through Art), kami di Save The Children melatih guru dan anak untuk mengekspresikan diri lewat seni. Kami sangat senang bisa membawa semangat ini ke LittleDoodle," kata Mental Health & Psychosocial Support Manager Save the Children Indonesia, Bram Marantika.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |