
PERKEMBANGAN artificial intelligence mendorong Binus University untuk menciptakan ekosistem AI yang adaptif bagi dengan menggabungkannya ke dalam kurikulum bagi mahasiswa secara fundamental. Hal tersebut disampaikan Rektor Binus University Dr. Nelly, S.Kom., M.M. dalam rangkaian agenda Creative Job Opportunity with AI yang digelar di Binus University, Jakarta, Jumat (2/5).
"Kita melihat kesempatan untuk membekali anak-anak muda terkait AI apapun jurusan studi yang mereka tempuh. Hal ini kita lakukan dengan cara memasukkan dalam kurikulumnya. Di samping itu juga ada mata kuliah yang memang kita akan memasukkan AI di dalamnya supaya in line dengan program masing-masing. Dengan demikian, mereka bisa memanfaatkan AI untuk mempercepat produktivitas sesuai studinya," kata Nelly kepada awak media.
Nelly mengatakan, mahasiswa program studi sastra, engineering, misalnya, mendapatkan bekal fundamental AI. "Mereka mengerti apa AI, konsep dan cara kerjanya supaya mereka bisa memanfaatkan teknologi untuk profesi mereka," kata dia.
Sebagai langkah awal, Binus University mempersiapkan para pengajar AI tersebut. Semua dosen meskipun bukan berasal dari computer science akan mendapatkan pelatihan di bawah pembinaan jurusan computer science.
"Kita latih agar dosen yang bukan dari background computer science bisa menyampaikan konsep AI kepada mahasiswanya yang jurusannya juga bukan computer science. Tujuannya, agar mahasiswa dapat menggali ide bagaimana ia bisa memanfaatkan AI ini untuk profesinya," kata dia.
Menurut Nelly, Binus University menargetkan agar dosen-dosennya memiliki sertifikasi AI. Terkait hal tersebut, Binus bekerja sama dengan Komdigi dan Microsoft untuk membuat pelatihan dan sertifikasi.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Derwin Suhartono, Dekan School of Computer Science BINUS University menegaskan tantangan paling besar di era AI adalah bukan agar mahasiswa menggunakan AI.
"Tantangan kita adalah mendorong mahasiswa mengerti AI dan bagaimana membuatnya," jelas Derwin.
"Kita bersyukur banyak anak muda yang tertarik masuk jurusan AI, kita harap ini nantinya akan menjadi orang yang membuat AI di indonesia. Tak hanya sekadar pakai Chat GPT dari Amerika Serikat, Deep Seek dari Tiongkok. Kalau kita bikin sendiri (AI), kita buat ekosistemnya, tentu itu baik buat industri teknologi di indonesia," jelasnya.
Perjalanan adopsi AI di BINUS University sendiri telah dimulai sejak 2021, dengan fokus pada percepatan transformasi berbasis teknologi di berbagai lini. Teknologi AI dimanfaatkan untuk meningkatkan akurasi perencanaan penerimaan mahasiswa baru, mempercepat penyusunan Dokumen Pendamping Ijazah (DPI) dengan bantuan generative AI, serta mendukung pengambilan keputusan institusional yang lebih tepat.
Lebih lanjut, integrasi AI terus diperluas ke berbagai aspek pembelajaran dan pelayanan. Di antaranya, AI Tutor yang membantu dosen memberikan umpan balik akademik secara personal, Beelingua untuk pembelajaran bahasa asing interaktif berbasis gamifikasi dan
AI grammar checker, serta sistem rekomendasi literatur cerdas di perpustakaan digital. (H-2)