MBG untuk Pertumbuhan Otak setiap Menit

2 weeks ago 22
MBG untuk Pertumbuhan Otak setiap Menit (Dokpri)

PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan mulia, agar anak Indonesia lebih sehat dan cerdas untuk membentuk generasi emas di tahun 2045. Selain MBG untuk murid sekolah, konon akan diperluas untuk ibu hamil, menyusui, bayi, dan balita juga.

Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa kecerdasan anak ditentukan oleh kualitas otak struktur makro dan mikro yang dibentuk setiap menit. Pembentukannya lebih cepat mulai di dalam kandungan sampai umur 2-3 tahun, kemudian melambat sampai remaja dan dewasa. 

Struktur otak yang baik, ditambah dengan contoh perilaku sehari-hari di dalam keluarga dan di sekolah (dengan melihat, mendengar, mengingat, meniru, mengulang, menjawab atau memecahkan masalah) akan membentuk kecerdasan, kreativitas, dan kepribadian anak.

Kualitas struktur makro dan mikro otak yang dibentuk setiap menit ditentukan oleh kualitas nutrisi yang setiap hari 3 kali dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. Namun, ini dipengaruhi juga oleh faktor genetik dan lingkungan seperti penyakit dan polusi.

MBG diprioritaskan untuk keluarga miskin

MBG sangat penting untuk keluarga miskin yang ada ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita, karena keluarga miskin pasti tidak mampu menyediakan makanan bergizi sehari 3 kali untuk tumbuh kembang otak yang sangat cepat pada periode tersebut. Keluarga yang tidak miskin cukup mendapat MBG sehari 1 kali, hanya sebagai edukasi contoh untuk membuat makanan bergizi secara mandiri bagi keluarga masing-masing.

Memang program MBG khusus untuk keluarga miskin lebih rumit persiapan dan teknis pelaksanaannya dibanding program MBG untuk murid sekolah. Diperlukan data dan pemetaan yang akurat lokasi tempat tinggal  keluarga yang ada ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita yang benar-benar membutuhkan MBG sehari 3 kali, karena mereka benar-benar tidak mampu menyediakan mandiri. 

Jika ditemukan bayi balita dengan gizi buruk atau stunting, tentu mengatasinya bukan dengan program MBG tetapi dengan program lain yang sudah berjalan selama ini. Jadi program MBG 3 kali sehari untuk keluarga miskin bertujuan mencegah agar bayi dan balita tidak menjadi gizi buruk atau stunting, karena mencegah relatif lebih mudah daripada mengatasi gizi buruk atau stunting.

Potensi kesulitan di lapangan

Seperti disebutkan di atas, dibanding MBG untuk murid sekolah, program MBG 3 kali sehari untuk keluarga miskin tentu lebih rumit. Perlu persiapan yang lebih cermat dan matang, didukung oleh kerja keras petugas  puskesmas, posyandu, aparat kelurahan, desa, RW, RT, dan kader kesehatan ketika melaksanakannya. 

Kalau ibu hamil, menyusui, bayi, dan balita, atau keluarganya tidak bisa datang setiap hari ke lokasi MBG, padahal mereka butuh MBG 3 kali sehari, tentu petugas harus mengantar ke rumah masing-masing. Namun harus dipastikan bahwa MBG dimakan habis oleh ibu hamil, menyusui, bayi, atau balita yang dimaksud, bukan dimakan oleh yang lain. 

Apabila MBG di keluarga miskin tidak 3 kali sehari, tumbuh kembang otak tidak akan optimal, karena mereka tidak mampu menyediakan makan bergizi secara mandiri, sedangkan tumbuh kembang otak terjadi setiap menit. Persiapan lebih rumit pada menu MBG untuk bayi balita, karena beda kelompok umur akan berbeda kemampuan makan mereka. Maka, menu MBG untuk tiap kelompok umur (umur 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan lebih dari 1 tahun) harus berbeda tekstur, proses pengolahan, dan penyajian. 

Mengingat pentingnya tumbuh kembang otak sejak di dalam kandungan sampai umur 2-3 tahun, walaupun rumit, tetapi program MBG untuk mereka terutama di keluarga miskin perlu mendapat prioritas khusus. Tentu harus direncanakan dengan matang dan dilaksanakan dengan cermat karena lebih rumit daripada MBG murid sekolah.  

Dengan persiapan matang dan pelaksaan yang cermat, diharapkan program MBG akan mencapai tujuan menghasilkan generasi emas yang lebih sehat, cerdas, kreatif, dan produktif.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |