
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan cuaca panas dengan suhu maksimum mencapai 37,6 derajat celcius yang melanda berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyampaikan bahwa pengamatan BMKG menunjukkan cuaca panas tersebar luas di Indonesia. Wilayah yang paling terdampak mencakup sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi selatan–tenggara, serta beberapa wilayah Papua.
- 12 Oktober 2025: Suhu tertinggi 36,8°C tercatat di Kapuas Hulu (Kalbar), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jabar).
- 13 Oktober 2025: Suhu sedikit turun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT).
- 14 Oktober 2025: Suhu kembali naik di rentang 34–37°C, dengan banyak lokasi di Kalimantan, Papua, Jawa, NTB, dan NTT menyentuh 35–37°C. Majalengka (Jabar) dan Boven Digoel (Papua) tercatat hingga 37,6°C.
“Konsistensi suhu panas yang tinggi di banyak wilayah menandakan cuaca panas yang persisten, dipicu dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” kata Andri.
Meski cuaca panas dominan, BMKG memperkirakan hujan lokal akibat konveksi masih berpeluang pada sore hingga malam hari, terutama di sebagian Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Masyarakat diimbau menjaga hidrasi dan menghindari paparan matahari langsung berkepanjangan, khususnya pada siang hari.
“Tetap waspada potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam,” tambah Guswanto.
BMKG mengingatkan publik untuk memantau informasi cuaca terkini dan peringatan dini melalui situs bmkg.go.id, akun media sosial BMKG, atau aplikasi Info BMKG guna mengantisipasi dampak cuaca pada aktivitas harian. (E-3)