
TERKAIT pondok pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang rencananya akan mendapat bantuan menggunakan APBN, Sekretaris Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Saifullah Maksum, mempertanyakan adanya protes terhadap rencana tersebut.
"Mungkin karena Khoziny dapat masalah, ya dimulai Khoziny dulu. Apa salahnya sih kalau... Jelas pesantren kiai-nya kan dalam kena musibah, langsung suruh bangun lagi, ya berarti harus kita bantu lah. Apa salahnya kalau negara membantu itu," ungkapnya baru-baru ini.
Lebih lanjur, menurutnya sudah sewajarnya negara hadir dalam memfasilitasi dan membantu pesantren. Dia pun merasa bahwa selama ini pemerintah hanya membantu sekolah negeri dan swasta, tetapi pesantren tidak.
"Ini yang swadaya mandiri membantu rakyat, enggak dibantu secara langsung. Seyogyanya itu, paradigma pemikiran ekonomi, politik ekonominya adalah semua lembaga pendidikan, entah swasta, entah negeri itu, harus mendapatkan fasilitasi dari negara APBN atau APBD," ujar Maksum.
Maksum mengatakan, semua pesantren yang mengalami musibah serupa harus dibantu oleh negara, bukan hanya Ponpes Al Khoziny.
Dia mendesak agar APBN tidak hanya dihabiskan untuk proyek infrastruktur saja. Lagipula, kata Maksum, pesantren selama ini tidak pernah meminta-minta kepada negara. Tapi, sekalinya membutuhkan bantuan, langsung dikritik habis-habisan.
"Itulah kue APBN. Jangan semuanya dihabiskan untuk sektor-sektor infrastruktur, non-keagamaan, non-pendidikan. Cobalah kalau kita berkeadilan, pesantren selama ini enggak pernah minta-minta lebih kok dari negara," ujar dia.
"Baru kali ini misalnya, mau dibantu gitu saja sudah ramai. Saya ingin anu lah, kita yang fair, yang berkeadilan melihatnya itu. Kapan sih pesantren itu ngerecokin negara melalui APBN, mengeruk APBN kan enggak itu," pungkasnya. (H-2)