
KETUA Dewan Energi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa anggaran program makan bergizi gratis (MBG) akan melonjak tajam pada tahun 2026, dari Rp161 triliun tahun ini menjadi Rp300 triliun. Kenaikan ini menandai komitmen besar pemerintahan Presiden Prabowo dalam memperkuat ketahanan pangan dan pemerataan ekonomi nasional.
“Diperkirakan anggaran akan meningkat menjadi sekitar Rp300 triliun pada tahun depan,” ujar Luhut dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (12/6).
Luhut menyebut lonjakan anggaran ini sebagai langkah historis. Menurutnya, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia memiliki program sosial berskala nasional yang mampu menciptakan pusat-pusat ekonomi baru, bahkan hingga ke wilayah terpencil.
“Ini bukan sekadar program bantuan. Ini adalah katalis ekonomi yang menyebar daya beli ke seluruh pelosok, bukan hanya Jawa,” tegas Luhut.
Ia menambahkan, distribusi anggaran yang selama ini terpusat di Pulau Jawa kini mulai merata ke daerah-daerah lain. Transformasi ini diyakini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di kawasan pedesaan dan kabupaten luar Jawa.
Strategi Menuju Indonesia Emas 2045
Luhut menekankan bahwa percepatan ekonomi melalui program seperti MBG adalah bagian dari strategi jangka panjang menuju visi Indonesia Emas 2045. Ia menyebut target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6–8% pada periode 2028–2030 sebagai hal yang realistis, asalkan pemerintah tetap konsisten dan fokus pada program-program prioritas.
“Kuncinya adalah kerja detil, konsisten, dan fokus. MBG jadi prioritas Presiden Prabowo, dan itu sudah kami kawal,” jelasnya.
Tim khusus, kata Luhut, telah dikerahkan untuk memantau langsung pelaksanaan program makanan sekolah di lapangan. Hasilnya, secara umum pelaksanaan berjalan lancar, meskipun tantangan masih ditemui di sejumlah titik.
“Tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Kami kerja keras agar program ini berhasil,” tutup Luhut dengan optimisme. (Z-10)