Libur Panjang dan Kebijakan Tarif Trump Dorong Pelemahan Rupiah, Tembus Rp16.715 per Dolar AS

2 weeks ago 11
Libur Panjang dan Kebijakan Tarif Trump Dorong Pelemahan Rupiah, Tembus Rp16.715 per Dolar AS Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS.(Dok. MI/Usman Iskandar)

HARI libur yang terbilang panjang dan menjelang pengumuman kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS) membuat pelemahan rupiah. Merujuk Bloomberg, nilai tukar rupiah tercatat Rp16.715 per dolar AS.

Mata uang Negeri Paman Sam itu tercatat menguat 0,10% terhadap rupiah. Pelemahan rupiah diprediksi berlangsung hingga akhir pekan ini dan berpotensi menembus Rp16.900 per dolar AS.

"Karena libur semua kan. Ini yang saya khawatirkan, karena kejadian 2024 itu sampai 16.000 karena libur. Ini pun juga bersamaan ,libur terlalu lama. Kalau Bank Indonesia intervensi di pasar mungkin lain ceritanya, kalau tidak, karena tidak ada kekuatan di internal, akhirnya membuat rupiah terus melemah," ujar pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi saat dihubungi, Rabu (2/4).

Dia menambahkan, pengumuman kebijakan tarif dagang AS menjadi yang dominan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Keputusan yang bakal diumumkan nanti malam waktu Indonesia itu menjadi penentu lantaran Indonesia juga berpotensi menjadi sasaran tarif dagang tinggi dari AS.

Sebab sebelumnya Presiden AS Donald J. Trump mengatakan bakal memberlakukan tarif tinggi kepada negara-negara yang selama ini memiliki surplus dagang dengan AS. Indonesia, meski tak pernah disebut, merupakan salah satu negara yang selalu mencatatkan surplus dagang dengan Negeri Paman Sam.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia membukukan surplus perdagangan barang sebesar US$16,842 miliar dengan AS di 2024. Surplus itu banyak ditopang oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya HS 85; pakaian dan aksesorisnya (rajutan) HS 61; dan alas kaki HS 64.

"Ada ketakutan Amerika menyasar ke Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia. Ini yang kita harus hati-hati juga, apakah BI intervensi di pasar atau tidak, ini yang harus diperhatikan oleh pasar," kata Ibrahim.

Kendati diperkirakan akan melemah hingga akhir pekan ini, dia menyatakan hal itu tak akan memicu krisis ekonomi. Sebab saat BI kembali beroperasi pada Senin (7/4), intervensi bakal dilakukan oleh otoritas moneter dan akan menahan pelemahan nilai tukar yang terjadi.

Selain itu, Ibrahim menilai, dana asing di pasar Indonesia saat ini hanya berkisar 30% dan tidak mendominasi. Karenanya, pelemahan nilai tukar dapat ditahan melalui intervensi dari dalam secara signifikan. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |