
MASYARAKAT Jakarta rasanya sudah tidak asing dengan bangunan bergaya khas kolonial berwarna putih bersih yang terletak di jalan Teuku Cik Ditiro No.35, Menteng, Jakarta. Dibangun tahun 1925 saat masa penjajahan, tak terasa tahun ini jadi perayaan ke-100 bangunan itu berdiri.
Satu abad berdiri, bangunan itu menjadi saksi perkembangan Jakarta bahkan Tanah Air. Bangunan pun telah bertransformasi menjadi banyak tempat mulai dari tempat tinggal tokoh penting yakni dokter gigi pertama di Indonesia, Raden Soenario, dan sekarang hadir sebagai restoran Bunga Rampai.
Merayakan 100 tahun bangunan berdiri, perayaan bertajuk 'Warisan Rasa, Jejak Waktu, Kreasi Masa Depan' digelar pada Rabu (13/6) malam. Gelaran itu sekaligus merayakan 18 tahun Restoran Bunga Rampai serta ulang tahun ke-57 sang kurator batik, Emil Eriyanto.
"Saat Tanah Air masih dijajah, gedung ini telah berdiri dan menjadi tempat para tokoh berkumpul. Gedung ini telah menjadi saksi seratus tahun Indonesia bertumbuh. Pada tahun 2007, gedung ini lahir kembali sebagai panggung kuliner Indonesia lewat Bunga Rampai. Di sinilah cinta Tanah Air menemukan bentuknya yang baru melalui rasa dari Aceh hingga Papua, kuliner Indonesia diolah dengan standar internasional," kata Pemilik Restoran Bunga Rampai, Mulia Denny, dalam sambutannya, Rabu (11/6).
Deretan kuliner nusantara dihadirkan Bunga Rampai pada kegiatan itu, hidangan yang disajikan seolah mengajak pengunjung untuk menjelajah kuliner Tanah Air dari masa ke masa. Hidangan seperti Erwtensoep, sup kental yang terbuat dari kacang polong, seledri, daun bawang, wortel dan daging hingga Selendang Mayang hadir di sana. Pun tersaji hidangan tradisional seperti Nasi Kuning Komplit, Gudeg Jogja, Asinan Betawi hingga Mie Titi. Hidangan penutup seperti Es Kepal Sirup, Kue Pancong, sampai Es Air Mata Pengantin khas Riau juga tersaji di sana.
"Melalui Bunga Rampai, bangunan ini pun menjadi ruang diplomasi kuliner, menjadi tempat perjamuan para pemimpin serta tokoh dunia. Bahkan telah meraih penghargaan demi penghargaan," jelas Mulia.
Masih dalam bagian acara, peragaan busana kolaboratif dari Batik 3E Collection by Emil Eriyanto pun digelar. Ada puluhan model, tokoh penting hingga publik figur berlenggok di atas panggung, di antaranya Nunun Daradjatun, Rieta Amilia, Ferry Salim, Dave Hendrik, hingga Ferdy Hassan.
Mulia menerangkan, Emil Eriyanto, menjadi bagian penting dari bangunan Bunga Rampai. Karena dialah orang yang menemukan keunikan dari bangunan bersejarah itu.
"Sebelum Bunga Rampai resmi dibuka (2007) gedung ini belum menjadi restoran dan belum mempunyai reputasi, belum juga mempunyai sejarah kuliner. Tetapi Mas Emil melihat lebih jauh, ia percaya pada aura tempat ini dan ia memilih gedung ini untuk merayakan ulang tahunnya. Dialah yang memberi tempat ini sentuhan awal sebagai ruang publik yang merayakan kehidupan," tutur Mulia.(M-2)