Kronologi Kejadian Luar Biasa Keracunan MBG di Bogor Menurut Kepala BGN

5 hours ago 1
Kronologi Kejadian Luar Biasa Keracunan MBG di Bogor Menurut Kepala BGN Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.(Antara/ Dhemas Reviyanto)

KEPALA Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memaparkan kasus siswa keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bogor, Jawa Barat. Jumlah korban kasus keracunan MBG di Bogor itu setidaknya telah mencapai 223 siswa dan Dinas Kesehatan Kota Bogor telah menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dadan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/5), Dadan menjelaskan bahwa MBG terjadi di Satuan Pelayanan Pengelolaan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani yang merupakan salah satu proyek percontohan BGN, yaitu kantin sekolah dijadikan menjadi SPPG.

Bosowa Bina Insani dipilih karena dinilai memiliki fasilitas kantin sudah sangat memadai, besar, bersih, dan lain-lain. Ditetapkannya Bosowa Bina Insani sebagai SPPG, untuk menjawab bahwa ada sekolah yang bisa menjalankan SPPG.

"Pengiriman makanan sangat mudah karena in-house. Kemudian MBG dengan kantin sekolah bisa bersinergi dan itu sudah berlangsung sejak 6 Januari 2025. Jadi sudah mulai dari awal, ini menjadi proyek percontohan dan sejauh ini baik-baik saja," kata Dadan.

Ia menyebut kejadian keracunan MBG di Bogor itu dinilai berbeda dibandingkan dengan kejadian di Cianjur, Sukuharjo, Bandung, atau Tasikmalaya. Di sejumlah daerah itu, konsumsi MBG terjadi pada pagi atau siang hari dan reaksi keracunan terjadi di sore hari. Sehingga bila siswa perlu ditangani rawat inap bisa segera dilakukan dan dalam sehari atau dua hari sudah sembuh.

"Sementara kasus di Bogor reaksinya lambat, makan hari Selasa, reaksinya baru diketahui hari Rabu dan peningkatan yang mengeluhnya justru terjadi di Kamis dan Jumat. Jadi ini sesuatu yang sangat berbeda," ungkap Dadan.

Dengan lambatnya reaksi keracunan yang terjadi di Bogor, maka pada hari Rabu dan Kamis, SPPG Bosowa Bina Insani masih tetap berjalan. Dadan mengungkapkan juga melakukan peninjauan lebih dalam untuk sekolah lain, dan hasilnya dinilaiaman.

Ditemukan Kontaminasi Bakteri

Jumlah korban keracunan MBG di Bogor yang terus bertambah, akhinya membuat Dinas Kesehatan Kota Bogor setempat akhirnya turun tangan. Dinkes kemudian menetapkan KLB.

"Penting sekali penetapan KLB agar pemerintah daerah bisa menanani seluruh penerima manfaat yang berobat Itu penetapan KLB," ucap Dadan. Sebanyak 223 korban keracunan merupakan siswa dari 13 sekolah tingkat TK hingga SMA.

BGN juga sudah melakukan cek lab terhadap makanan yang dikonsumsi para korban. Hasilnya, ditemukan kontaminasi bakteri salmonella dan Escherichia coli pada air, bahan baku di telur, dan pada sayuran.

"Saya bertanya juga dengan korbannya bahwa tidak ada hal yang mencurigakan. Dengan itu karena waktu makan pun lahap. Jadi ini peringatan harus kita perbaiki. Sedang ada wacana untuk agar sekolah lebih diaktifkan di dalam penyelenggaraan program makan bergizi," ungkap Dadan.

Dari kasus Bosowa Bina Insani itu pihaknya akan meningkatkan SOP pelaksanaan MBG. "Kejadian di Bosowa Bina Insani kita mungkin akan berpikir bahwa ini bukan hanya masalah bagaimana niat baik memberikan makanan tapi juga kita harus meningkatkan standar operating procedure (SOP) terkait mengolah makanan," pungkasnya. (M-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |