Kondisi Kesehatan dan Perang di Gaza: Tantangan Verifikasi Data Kematian

5 hours ago 1
 Tantangan Verifikasi Data Kematian Di tengah kekacauan perang Gaza, verifikasi data kematian menjadi tantangan besar.(Media Sosial X)

ALAM Hirzallah di Rumah Sakit al-Shifa, Gaza City, terpaksa menjalani tugas yang sangat berat: mencatat kematian istri dan dua anak dari sepupunya yang tengah berduka. Keluarga mereka membawa jenazah dengan menggunakan tuk-tuk elektrik setelah mereka ditemukan tewas di rumah mereka di Gaza Timur, yang hancur akibat serangan Israel. Asma Hirzallah, Mayar, 5, dan Abdullah, 3, tewas akibat serangan tersebut.

"Rumah sakit meminta nama lengkap dan nomor ID mereka," jelas Alam, merujuk pada nomor yang diberikan kepada seluruh warga Palestina dalam registrasi penduduk yang dikelola oleh Israel. 

"Mereka memberi kami sebuah kertas untuk mengonfirmasi mereka sudah menjadi syuhada dan meminta kami kembali untuk mengambil surat kematian. Sekarang kami tidak tahu ke mana harus pergi untuk menguburkan mereka karena pemakaman ada di area yang berada di bawah kendali Israel."

Saat ini, sedikitnya 51.266 orang telah tewas dalam 18 bulan perang Gaza, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, dengan hampir sepertiga dari mereka berusia di bawah 18 tahun. Israel secara berkala menantang akurasi daftar kematian Palestina, terutama terkait pembagian demografis yang disebut digunakan sebagai propaganda Hamas. 

Beberapa laporan media belakangan ini mengangkat pertanyaan terkait reliabilitas statistik ini dengan menyoroti anomali antara daftar kematian yang dirilis pada Agustus dan Oktober 2024 serta Maret 2025.

Seorang pejabat kesehatan Gaza, Zaher al-Wahidi, membantah klaim tersebut, menyatakan kementerian kesehatan berupaya menyediakan data yang akurat dan dapat dipercaya. 

"Dalam setiap daftar yang dibagikan, ada verifikasi dan revisi lebih lanjut untuk memastikan akurasi data," jelas al-Wahidi. Dia menjelaskan bahwa nama-nama yang dihapus dalam daftar resmi biasanya terkait dengan verifikasi lebih lanjut yang dilakukan oleh komite pengadilan untuk memastikan kebenaran data.

Metode pengumpulan data yang digunakan hingga awal perang melibatkan pencatatan jumlah jenazah yang dibawa ke rumah sakit, seperti halnya jenazah Asma Hirzallah dan dua anaknya. Namun, dengan kondisi yang semakin kacau dan rumah sakit yang menjadi sasaran serangan, metode ini semakin tidak dapat diandalkan. Sejak awal 2024, pejabat kesehatan Gaza memperkenalkan formulir daring yang memungkinkan keluarga melaporkan orang yang tewas atau hilang.

Walaupun angka kematian terus meningkat setiap hari sejak dimulainya kembali ofensif militer Israel pada 18 Maret, verifikasi dan pembaruan daftar kematian terus dilakukan. Kementerian Kesehatan Gaza telah mengaudit data dari rumah sakit untuk memastikan akurasi dan menghindari kesalahan, sementara ribuan jenazah yang masih terjebak di reruntuhan akibat serangan udara Israel belum tercatat dalam daftar resmi.

Perang Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan jumlah korban tewas yang luar biasa, bahkan melebihi konflik-konflik sebelumnya dalam sejarah panjang konflik Israel-Palestina. Namun, hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda perang ini akan segera berakhir. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |