
PIHAK berwenang di Amerika Serikat (AS) menahan keluarga dari pria yang diduga melakukan serangan saat demonstrasi pro-Israel di negara bagian Colorado. Informasi ini disampaikan oleh Menteri Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), Kristi Noem, pada Selasa (3/6).
"Hari ini @DHSgov dan @ICEGov menahan keluarga tersangka teroris Boulder, Colorado, dan imigran ilegal, Mohamed Soliman, ke tahanan ICE," tulis Noem dalam unggahan di platform X seperti dilansir Anadolu, Rabu (4/6).
Insiden penyerangan terjadi pada Minggu (1/6), saat Mohamed Sabry Soliman, 45, membakar sejumlah peserta aksi unjuk rasa yang digelar untuk menyuarakan kepedulian terhadap para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Sedikitnya delapan orang mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut.
Noem menegaskan bahwa proses hukum akan dijalankan secara maksimal terhadap pelaku.
"Teroris ini akan dituntut seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku. Kami sedang menyelidiki sejauh mana keluarganya mengetahui tentang serangan keji ini, apakah mereka mengetahuinya atau apakah mereka memberikan dukungan untuk itu," sebutnya.
Presiden AS Donald Trump turut mengomentari insiden tersebut. Dalam pernyataannya pada Senin, Trump menyampaikan kecaman keras.
Dia menyebut insiden itu sebagai serangan mengerikan dan menegaskan bahwa serangan itu tidak akan ditoleransi di AS.
Sementara itu, menurut pernyataan dari Stephen Miller, Wakil Kepala Staf Trump untuk Kebijakan, tersangka diketahui merupakan seorang imigran yang masa tinggalnya telah melebihi batas visa turis, tetapi kemudian memperoleh izin kerja di Amerika Serikat.
Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan bahwa mereka tengah menyelidiki insiden ini sebagai dugaan tindakan terorisme. (I-2)