
KONDISI ekonomi yang sedang sulit membuat warga harus peras otak untuk memenuhi hajat hidup keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan menghadapi Idulfitri, petani di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh ramai-ramai menjual gabah.
Di Kecamatan Peukan Baro, Indrjaya dan Kecamatan Pidie, petani menjual padi langsung di kawasan persawahan yang didatangi tengkulak. Lalu mobil-mobil bak terbuka ukuran sedang terlihat berhenti di pinggir jalan untuk membeli gabah dari pengepul, kemudian dibawa ke kilang padi.
Abdullah warga pedalaman Kemukiman Lhok Kaju, Kecamatan Indrjaya, Sabtu (15/3) mengaku harus menjual separuh hasil panen sawah untuk persiapan Idulfitri. Ia ingin membelikan baju untuk 5 orang anaknya.
"Sekarang untuk mencari kerja harian saja sulit. Lebaran di depan mata, tentu harus menjual hasil panen padi, demi terpenuhi keinginan anak-anak beli pakaian lebaran sekedarnya. Keperluan merayakan lebaran, lebih besar dari keperluan hari-hari biasa" tutur Abdullah.
Yusri tokoh masyarakat tani di Kecamatan Peukan Baro, Pidie menuturkan, menjual hasil panen untuk kebutuhan beli baju lebaran anak atau kebutuhan idulfitri lainnya cara alternatif yang biasa dilakukan warga pedalaman Aceh.
Sebagai petani, pekebun atau nelayan hanya berharap pada hasil hasil panen atau pekerjaan harian sesuai profesi mereka. Apalagi ditengah kondisi ekonomi tidak menentu dan beban biaya hidup cukup tinggi. Sangat sulit mencari kerja sampingan.
"Keluarga sangat Sederhana saja untuk keperluan beli baju baru, tradisi kebutuhan kue lebaran dan lainnya, kalau hanya berharap dari penjualan gabah padi harus menjual sekitar 2 ton. Itu termasuk persiapan hari mameugang (hari penyembelihan makan lauk daging dua hari sebelum lebaran" tutur Yusri. (H-4)