
SEAN “Diddy” Combs tampaknya hidup seperti seorang "shot-caller", hingga penangkapannya pada September lalu.
Pengacara pengusaha sekaligus mogul musik ini mengatakan kepada CNN saat itu mereka tengah bernegosiasi untuk menyerahkan diri secara sukarela sebelum akhirnya ia ditahan Homeland Security Investigations. Di antara barang bukti yang ditemukan di dalam Hotel Park Hyatt di Manhattan, penyelidik menemukan kantong pelumas, uang tunai sebesar US$9.000, sebotol clonazepam, dan dua kantong kecil berisi bubuk merah muda.
Isi kantong tersebut kemudian terbukti positif mengandung MDMA, yang dikenal sebagai ekstasi, dan ketamin, menurut keterangan yang dibacakan di pengadilan selama persidangan kasus perdagangan seks yang menjeratnya.
Combs, yang mengaku tidak bersalah atas dakwaan konspirasi pemerasan, perdagangan seks, dan pengangkutan untuk tujuan prostitusi, kemungkinan tidak ingin dunia mengetahui riwayat penggunaan narkoba di masa lalunya, mengingat berbagai pencapaian bisnis dan budaya yang pernah ia raih.
Bagaimanapun, ia pernah secara terbuka menyatakan ia berhasil menghindari nasib ayahnya, Melvin Combs, yang dilaporkan sebagai pengedar narkoba sebelum ditembak mati saat Diddy masih balita. Namun, persidangan yang sedang berlangsung ini justru mengungkap narkoba tampaknya menjadi bagian dari masa lalu Combs, sebagaimana juga kesuksesan profesionalnya.
Opiat dan ekstasi
Jaksa penuntut berargumen narkoba adalah bagian dari konspirasi pemerasan yang diduga dilakukan Combs. "Terdakwa menggunakan karyawannya untuk mendapatkan dan mendistribusikan narkoba. Mereka mengantarkan narkoba itu kapan pun terdakwa memintanya, termasuk agar ia bisa memberikannya kepada para perempuan yang ia paksa berhubungan seks dengan pria-pria pendamping," ujar Jaksa AS Emily Johnson dalam pernyataan pembuka bulan lalu.
Tim pembela Combs mengakui klien mereka pernah menggunakan narkoba dan menunjukkan perilaku kekerasan, tetapi mereka menegaskan hal itu tidak terkait dengan dakwaan kriminal yang dihadapinya.
“Kami akan jujur — bahwa dia adalah pribadi yang agresif, bahwa dia menggunakan narkoba, dan bahwa dia memiliki kehidupan seks yang agak berbeda,” kata pengacara Teny Geragos dalam pernyataan pembukaannya. “Apakah itu kejahatan federal? Tidak. Anda akan mendengar bahwa dia sempat menjalani terapi infus setelah mengonsumsi narkoba. Apakah itu kejahatan federal? Tidak. Dia akan bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan. Namun kami akan berjuang demi kebebasannya selama delapan minggu ke depan untuk hal-hal yang tidak dia lakukan.”
Sebagian strategi pembelaan tampaknya melibatkan argumen bahwa perilaku Combs dipengaruhi oleh penggunaan narkoba dan rasa cemburu. Pengacara bahkan menanyai mantan pacarnya, Cassie Ventura mengenai gejala putus zat yang mungkin pernah ia saksikan pada Combs selama hubungan mereka.
“Rasanya tidak adil ketika dia sangat keras padamu, sementara dia sendiri adalah pecandu narkoba berat, bukan?” tanya pengacara Combs, Anna Estevao, saat pemeriksaan silang.
“Ya, bisa dibilang begitu,” jawab Ventura.
Ketika ditanya apakah ia yakin Combs adalah pecandu, Ventura menjawab, “Saya akan mengatakan dia seorang pecandu,” sebelum ditanya lebih lanjut ia kecanduan apa. Ia juga bersaksi Combs pernah overdosis obat penghilang rasa sakit pada Februari 2012.
David James, mantan asisten pribadi Combs, bersaksi ia sering melihat Combs mengonsumsi opiat di siang hari dan ekstasi di malam hari, termasuk sekali menggunakan pil yang berbentuk wajah mantan Presiden Barack Obama. Ia mengaku pernah diminta membeli narkoba untuk Combs dan teman-temannya.
Adiksi
Dr. Drew Pinsky, spesialis adiksi yang baru-baru ini tampil dalam acara Hollywood Demons di Max, mengatakan kepada CNN, “Orang bisa menggunakan banyak narkoba tanpa menjadi pecandu. Pecandu adalah penyakit progresif yang sangat spesifik.”
Pinsky menegaskan belum pernah bertemu atau merawat Combs.
Dalam video yang dibagikan Combs di media sosial pada Mei 2024, ia mengatakan, “Saya mencari bantuan profesional. Saya mulai menjalani terapi, masuk rehabilitasi.” Ia tidak merinci alasan ia mencari bantuan, namun unggahan itu muncul beberapa hari setelah CNN merilis video dari tahun 2016 yang menunjukkan Combs secara fisik menyerang Ventura di sebuah hotel.
Pinsky, yang mendapatkan wawasan tentang selebritas dan penyalahgunaan zat melalui serial reality show Celebrity Rehab with Dr. Drew (2008–2011), menyatakan: “Tidak ada yang istimewa dari selebritas dalam hal adiksi, kecuali bahwa mereka bisa mengalami kemunduran lebih jauh karena tidak ada atasan yang menarik mereka mundur.”
Menurutnya, orang kaya dan terkenal memiliki lebih sedikit batasan, karena mereka tidak memiliki tuntutan pekerjaan atau orang-orang yang bisa memaksa mereka untuk menjalani pengobatan. “Karena itu, penyakit mereka lebih parah,” ujar Pinsky. “Jadi, bisa terlihat lebih keterlaluan.” (CNN/Z-2)