
PENGAMAT komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyoroti pernyataan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi memenuhi syarat sebagai nabi. Menurut Jamiluddin, pernyataan tersebut merupakan ciri pengkultusan kepada seseorang.
"Politisi PSI yang menyamakan Joko Widodo dengan nabi adalah orang yang suka mengkultuskan seseorang. Orang yang suka mengkultuskan seseorang tentu tipikal orang irasional. Karena itu, penilaian orang seperti ini tak perlu dihiraukan," kata Jamiluddin, melalui keterangannya, Kamis (12/6).
Jamiluddin meminta kader PSI tersebut untuk memeriksa kesehatan jasmani dan rohaninya terkait mengkultuskan Jokowi tersebut. Ia mengatakan Jokowi merupakan manusia biasa yang juga juga merupakan sosok kontroversial dan bukan tanpa cela.
"Orang seperti itu perlu dicek kesehatan jasmani dan rohaninya. Sebab, orang yang normal tidak akan menyamakan Jokowi dengan nabi. Apalagi Jokowi hingga saat ini sosok kontroversial. Bahkan Jokowi dalam banyak hal disebut sosok antagonis," katanya.
"Jadi, penilaian irasional semacam itu akan terus bermunculan bila di negeri ini banyak yang asal bapak senang (ABS). Sosok seperti ini umumnya penjilat dan pernyataannya selayaknya dianggao angin lalu,"
Sebelumnya, kader PSI Dedy Nur Palakka menyebut Jokowi telah memenuhi syarat untuk menjadi seorang nabi. Hal tersebut ia sampaikan lewat akun X miliknya.
"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat. Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna," cuit Dedy dikutip Kamis (12/6). (P-4)