JWST Temukan Eksoplanet Terdingin

13 hours ago 4
JWST Temukan Eksoplanet Terdingin Astronom menggunakan Teleskop James Webb untuk mengonfirmasi keberadaan WD 1856+534 b, planet pertama yang diketahui mengorbit bintang mati dan menjadi eksoplanet terdingin.(James Webb Telescope)

ASTRONOM menemukan planet pertama yang mengorbit bintang mati menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST). Pengamatan JWST terhadap eksoplanet yang diberi nama WD 1856+534 b juga mengonfirmasi ini adalah eksoplanet terdingin yang pernah ditemukan hingga saat ini. Penemuan ini dapat membuka jalan bagi studi atmosfer secara mendetail terhadap eksoplanet raksasa gas dan membantu kita memahami posisi tata surya kita dalam skala kosmik.

“Kami semua cukup terkejut — dan bersemangat — saat mengetahui bahwa objek tersebut memang planet, dan sangat dingin,” ujar Mary Anne Limbach, astronom dari Universitas Michigan yang memimpin studi ini.

WD 1856+534 b adalah planet sebesar Jupiter yang terletak sekitar 80 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini pertama kali ditemukan pada tahun 2020. 

Ia mengorbit sebuah katai putih setiap 1,4 hari. Awalnya, para ilmuwan tidak yakin apakah objek tersebut adalah planet atau bintang gagal seperti katai cokelat, karena data suhu yang tersedia dari Teleskop Spitzer sangat terbatas. 

Data terbaru dari JWST memberikan pengukuran yang jauh lebih sensitif, memungkinkan astronom mendeteksi cahaya planet tersebut secara langsung serta mengukur massa dan temperaturnya. Hasilnya mengonfirmasi bahwa WD 1856+534 b memang benar sebuah planet.

Yang membuat konfirmasi ini semakin menarik adalah keberadaan planet itu di zona yang disebut "zona terlarang" bintangnya. Wilayah yang begitu dekat dengan katai putih hingga seharusnya setiap planet di sana telah hancur ketika bintang itu mengembang dalam fase raksasa merah, menjadi berkali-kali lebih besar dari ukuran aslinya sebelum menyusut menjadi bentuknya sekarang yang padat dan seukuran Bumi.

“Ini adalah bukti kuat bahwa planet tidak hanya bisa bertahan dari kematian bintang yang dahsyat, tetapi juga dapat berpindah ke orbit yang sebelumnya tidak kita duga bisa ada,” kata Limbach. 

Selain menyempurnakan model evolusi planet, temuan ini juga menunjukkan bahwa migrasi semacam itu bisa menjadi kunci untuk memindahkan planet ke “zona layak huni” di sekitar katai putih, tempat kehidupan sebagaimana kita kenal mungkin dapat muncul. “Ini adalah proses yang sangat menarik, dan konfirmasi ini menjadi bukti observasional pertama bahwa hal itu bisa terjadi,” tambahnya.

Pada suhu dingin ekstrem -87 derajat Celsius, WD 1856+534 b menjadi planet terdingin yang pernah diamati secara langsung, mengalahkan pemegang rekor sebelumnya, Epsilon Indi Ab, yang bersuhu sekitar 2 derajat Celsius.

Meski JWST belum mencapai kemampuannya secara penuh untuk mendeteksi planet sedingin -198,15 derajat Celsius, program-program mendatang bertujuan mencapai ambang batas tersebut. Jika berjalan sesuai rencana, data yang akan datang akan mempercepat deteksi suhu, usia, dan massa eksoplanet yang mirip Jupiter dan Saturnus.

“Itu adalah langkah besar ke depan,” kata Limbach. “Ini adalah kesempatan langka untuk menempatkan tata surya kita dalam konteks galaksi yang lebih luas.”

Limbach dan timnya berencana melakukan pengamatan JWST kedua terhadap sistem WD 1856+534 pada bulan Juli mendatang. Dengan membandingkan posisi sistem terhadap bintang latar satu tahun setelah pengamatan awal, para peneliti berharap bisa mendeteksi planet lain yang mungkin terikat secara gravitasi dengan bintang tersebut.

Menemukan planet lain bisa menjelaskan bagaimana WD 1856+534 b bermigrasi ke orbitnya yang sangat dekat dengan katai putih. Bahkan jika tidak ada planet lain yang ditemukan, data lanjutan ini akan membantu para astronom mempersempit kemungkinan penjelasan lain tentang bagaimana planet seperti WD 1856+534 b bisa berakhir mengorbit katai putih dari jarak yang sangat dekat, ujar Limbach.

“Bagaimanapun juga, ini adalah langkah penting berikutnya dalam memahami bagaimana sistem-sistem ini berevolusi.” (Space/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |