John Cena Berubah Jadi Heel di WWE: Pengkhianatan Besar Menuju WrestleMania 41

1 week ago 6
 Pengkhianatan Besar Menuju WrestleMania 41 John Cena mengejutkan dunia gulat dengan akhirnya beralih menjadi "heel" setelah 22 tahun berperan sebagai babyface di WWE.(IMDB)

JOHN Cena, 47,  akhirnya beralih menjadi “heel” dan menjadi penjahat utama WWE. Untuk pertama kalinya sejak 2003 tampil sebagai tokoh antagonis di layar. Keputusan ini mengakhiri perjalanan panjangnya sebagai pahlawan paling setia WWE. Ia bahkan bergabung dengan rival lamanya, Dwayne “The Rock” Johnson, untuk menyerang Juara Tak Terbantahkan WWE, Cody Rhodes.

Alur cerita ini diperkirakan akan mencapai klimaksnya di WrestleMania 41 di Las Vegas pada 20 April mendatang, di mana WWE telah mengumumkan Cena dan Rhodes, 39, akan bertarung memperebutkan gelar Juara WWE. Jika Cena menang, ia akan mencetak sejarah sebagai pemegang gelar juara dunia terbanyak sepanjang masa, melampaui rekor Ric Flair yang meraih 16 gelar juara dunia sepanjang kariernya.

Namun, karakter Cena di WWE tetap bungkam tentang alasan di balik perubahan hatinya dan pengkhianatannya terhadap para penggemar WWE.

Diketahui, WWE, program gulat profesional yang telah lama berjalan, memiliki alur cerita yang mirip dengan opera sabun, di mana karakternya sering mengalami perubahan moral sepanjang karier mereka. Para pegulat bisa berganti peran dari babyface (tokoh protagonis) menjadi heel (tokoh antagonis). Cena adalah kasus unik dalam sejarah WWE karena tidak pernah memainkan peran heel sejak 2003, tak lama setelah debutnya sebagai pegulat.

Menurut Guinness World Records, 22 tahun Cena sebagai babyface menjadikannya pegulat dengan masa terpanjang dalam sejarah WWE tanpa pernah menjadi tokoh jahat.

WWE menyebut perubahan karakter Cena sebagai “salah satu momen paling mengejutkan dalam sejarah WWE” dan menyatakan “John Cena yang kita kenal sudah tidak ada lagi.” Momen ini menjadi berita utama di seluruh dunia, bahkan ESPN ikut membahasnya, bertanya, “John Cena, kenapa? Kenapa?!” setelah ia mengikuti instruksi The Rock dan menyerang Rhodes di akhir acara pekan lalu.

Hingga kini, Cena belum muncul di televisi untuk menjelaskan alasan di balik keputusannya bergabung dengan The Rock, rival lamanya yang pernah berseteru dengannya baik dalam cerita maupun di dunia nyata. Seorang juru bicara WWE juga belum memberikan tanggapan kepada PEOPLE terkait kapan Cena akan muncul di televisi untuk mengklarifikasi tindakannya.

Sebagai juara dunia 16 kali, Cena sempat hadir sebentar di konferensi pers setelah Elimination Chamber. Namun, ia hanya masuk ke ruangan, mengambil mikrofon, lalu meletakkannya kembali tanpa menjawab satu pun pertanyaan.

Sejak saat itu, Cena hanya memberikan petunjuk samar melalui unggahan di media sosial X (dulu Twitter). Pada Senin, ia menulis, “Miliki disiplin untuk melakukan apa yang perlu dilakukan, terutama ketika kamu tidak ingin melakukannya.” Lalu, pada Rabu, ia menambahkan, “Bagaimana orang lain merespons kita sering kali lebih mencerminkan diri mereka daripada diri kita. Nilailah dan jangan terlalu diambil hati.”

Dalam beberapa minggu terakhir, Cena mengungkapkan keinginannya untuk menjadi heel sebelum pensiun dari gulat profesional akhir tahun ini. Dalam wawancara dengan pewarta gulat Chris Van Vliet, ia mengaku pernah siap beralih menjadi heel pada 2012 dan bahkan sudah menyiapkan kostum dan musik masuk baru.

Dalam dunia gulat profesional yang kompleks, di mana para penggemar menikmati pertunjukan dengan sadar bahwa cerita ini sudah ditulis sebelumnya, perubahan karakter Cena adalah sesuatu yang telah lama mereka nantikan demi menyaksikan alur cerita yang lebih menarik.

“Hal anehnya adalah, ini memang seharusnya terjadi,” kata Cena kepada Van Vliet baru-baru ini saat membahas keinginannya untuk memainkan peran heel di WWE. “Jika kita pikirkan, dalam kehidupan manusia, tidak ada yang sempurna, bukan? Setiap hari kita bangun dan berusaha menjalani hidup yang baik. Tapi tidak mudah untuk bebas dari kesalahan.”

“Itu adalah perjalanan manusia,” lanjutnya. “Kita semua mengalami fase di mana kita membuat keputusan yang bertentangan dengan nilai-nilai kita. Kita semua menjadi heel di satu titik. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita bisa menemukan jalan kembali. Itulah yang membuat banyak karakter dapat ditebus—kamu mengambil seorang pahlawan sejati, lalu melihatnya kehilangan arah. Ini seperti Darth Vader dalam Star Wars. Kita ingin mendukungnya karena kita tahu dia masih memiliki sisi baik dalam dirinya. Itu indah. Cerita-cerita seperti itulah yang menarik.” (People/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |