
JALUR Gaza dinilai menjadi daerah di Bumi yang lebih buruk dari neraka. Pasalnya, warga Palestina telah dilucuti martabatnya sebagai manusia dan hukum humaniter internasional sedang dikosongkan.
Hal itu ditegaskan Presiden Komite Palang Merah Internasional Mirjana Spoljaric Egger kepada BBC, kemarin. Ia menyampaikan itu terkait pusat distribusi bantuan di Gaza, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang ditutup, karena militer Israel (IDF) memperingatkan jalan menuju lokasi tersebut akan dianggap sebagai zona pertempuran.
Menurut pejabat lokal yang didukung Hamas, setidaknya 27 warga Palestina tewas oleh tembakan Israel di dekat titik bantuan pada Selasa (3/6). Itu merupakan insiden mematikan ketiga minggu ini di dekat lokasi GHF yang didukung AS dan Israel. IDF mengatakan pasukannya melepaskan tembakan setelah mengidentifikasi tersangka yang bergerak ke arah mereka menyimpang dari rute akses yang ditentukan.
Di tempat lain, badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas dan seorang pejabat rumah sakit melaporkan 12 warga Palestina tewas setelah serangan Israel menghantam sekolah yang menampung orang-orang terlantar di Khan Younis. Israel tidak mengizinkan semua kantor berita internasional masuk ke Gaza, sehingga tidak dapat melakukan verifikasi yang terjadi.
Jebakan
Di rumah sakit, Gaza selatan, keluarga sangat berduka atas Reem al-Akhras yang tewas dalam penembakan Selasa di dekat fasilitas GHF. "Dia pergi untuk membawakan kami makanan dan inilah yang terjadi kepadanya," kata putranya, Zain Zidan, kepada AFP, kemarin. Wajahnya berlinang air mata.
Suami Akhras, Mohamed Zidan, mengatakan setiap hari orang-orang yang tidak bersenjata dibunuh. "Ini bukan bantuan kemanusiaan. Ini jebakan."
IDF menegaskan bahwa pasukannya tidak mencegah warga Gaza mengumpulkan bantuan. Juru bicara Angkatan Darat Efie Defrin mengatakan tentara Israel menembaki tersangka yang mendekat dengan cara membahayakan pasukan. Insiden sedang diselidiki.
Kejahatan perang
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk kematian orang-orang yang mencari bantuan pangan sebagai peristiwa yang tidak dapat diterima. Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk menyebut serangan Israel itu mengandung unsur-unsur dari pelanggaran paling serius menurut hukum internasional.
"Penghalang akses yang disengaja terhadap makanan dan pasokan bantuan penopang hidup lain bagi warga sipil dapat merupakan kejahatan perang," kata Turk dalam pernyataannya seperti dilansir Arab News, kemarin.
Israel baru-baru ini melonggarkan blokadenya terhadap Gaza, tetapi PBB mengatakan seluruh penduduk wilayah tersebut
tetap berisiko kelaparan. Komite Palang Merah Internasional menambahkan warga Gaza menghadapi skala dan frekuensi yang belum pernah terjadi dari insiden korban massal baru-baru ini.
Tinggalkan GHF
Perusahaan konsultan manajemen terkemuka AS, Boston Consulting Group (BCG), yang membantu mengembangkan dan mengelola lembaga kontroversial GHF, menarik diri dari proyek itu.
The Washington Post pada Selasa (3/6) melaporkan dengan mengutip juru bicara perusahaan bahwa penarikan diri perusahaan tersebut terjadi di tengah laporan insiden memalukan seputar distribusi bantuan kemanusiaan di daerah kantong Palestina tersebut.
BGC dipekerjakan pada musim gugur 2024 untuk membantu mengelola operasional yayasan tersebut. Namun saat ini, BCG dikabarkan telah mengakhiri kontraknya dengan yayasan tersebut dan seluruh tim yang bertugas di Tel Aviv.
Resolusi akan diveto?
Dewan Keamanan PBB akan memberikan suara, hari ini WIB, untuk resolusi yang menyerukan gencatan senjata dan akses kemanusiaan tanpa batas di Gaza. Sayangnya, tindakan ini diperkirakan gagal karena veto AS.
Itu pemungutan suara pertama badan yang beranggotakan 15 orang itu mengenai masalah tersebut sejak November, ketika Amerika Serikat--sekutu utama Israel--juga memblokir teks yang menyerukan pertempuran diakhiri.
Resolusi baru tersebut, yang dilihat oleh AFP, menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza yang dihormati oleh semua pihak. Resolusi itu juga menyerukan pembebasan segera, bermartabat, dan tanpa syarat semua sandera yang ditawan oleh Hamas dan kelompok-kelompok lain. (I-2)