Ivan Gunawan dan Buba Alfian Hadirkan Fashion Kolosal di Pagelaran Sabang Merauke 2025

4 hours ago 1
Ivan Gunawan dan Buba Alfian Hadirkan Fashion Kolosal di Pagelaran Sabang Merauke 2025 Kostum yang akan ditampilkan di Pagelaran Sabang Merauke diperlihatkan saat konferensi pers.(MI/Sandiago)

DI balik tarian yang memukau dan tata panggung yang spektakuler dalam Sabang Merauke: The Indonesian Broadway, ada elemen diam yang bersuara paling lantang, yaitu busana. Tahun ini, kostum bukan sekadar pakaian, melainkan warisan budaya yang dirajut ulang menjadi pernyataan visual—hasil kolaborasi para maestro mode dan pengrajin lokal dari seluruh penjuru negeri.

Busana Sebagai Cerita yang Hidup

Dalam pentas budaya berskala nasional seperti Pagelaran Sabang Merauke 2025, kostum memainkan peran lebih dari sekadar pelengkap estetika. Ia menjadi narasi yang membalut tubuh para penari, menyuarakan nilai-nilai leluhur yang dikemas modern, tanpa kehilangan jati diri.

Mengusung tema Hikayat Nusantara, pertunjukan tahun ini menghidupkan legenda-legenda rakyat lewat format Broadway yang megah. 

“Sebuah pagelaran antara tarian dan busana itu sesuatu yang tidak bisa dipisahkan,” ujar Ivan Gunawan, desainer papan atas yang kembali terlibat dalam proyek besar ini.

Sebagai perancang utama, Ivan tidak bekerja sendiri. Di bawah kepemimpinan Head Designer Priyo Oktaviano, deretan nama besar seperti Denny Wirawan, Sebastian Gunawan, Era Soekamto, hingga Temma Prasetio turut ambil bagian dalam menciptakan tampilan yang spektakuler.

“Ini bukan kerja satu orang. Ini gotong royong industri kreatif Indonesia. Dari pemilihan kain, warna, siluet, sampai tekstur—semuanya dikurasi dengan sangat detail,” ungkap Ivan.

Teknologi dan Tradisi Bertemu di Atas Panggung

Setiap kostum dibuat dengan pertimbangan teknis dan estetika. Tidak hanya harus nyaman dipakai selama pertunjukan berlangsung, busana juga harus mampu tampil maksimal di bawah sorotan lampu dan lensa kamera.

“Kalau bicara budaya, kita tidak boleh menghancurkan budayanya. Tugas kita melestarikan, tapi juga memberi sentuhan baru,” tegas Ivan. 

Desain kostum dirancang melalui riset budaya dan kurasi panjang. Tidak hanya nyaman dikenakan di atas panggung, setiap potongan busana dibuat agar tampil dramatis dan kuat secara visual. 

“Kita melestarikan budaya dengan memberi sentuhan baru. Bahkan detail teknis seperti bagaimana kostum tidak menunjukkan keringat pun kita pikirkan,” ujar Ivan.

Dari Jember ke Jakarta: Semangat Berkelanjutan dalam Fesyen

Salah satu kolaborasi paling menarik datang dari tim Jember Fashion Carnaval, dipimpin oleh Buba Alfian. Mereka menghadirkan tiga kostum utama bertema Tumang, Yu Kang Kang, dan Gajah Putih. Yang membuatnya istimewa, 70% bahan kostum berasal dari material daur ulang—mulai dari matras bekas hingga sedotan plastik.

“Kostum ‘Gajah Putih’ ini sebenarnya sudah kami buat sejak akhir 2019, tapi kami revitalisasi untuk ditampilkan di panggung ini,” jelas Buba. “Kami ingin menunjukkan bahwa fashion bisa sustainable. Dan lewat ini juga, kami memperkenalkan potensi Jember dan daerah lain ke dunia.”

Tidak hanya busana, Jember Fashion Carnaval juga menyumbang sentuhan visual lewat make-up bergaya carnaval. Tabrakan warna, detail unik, dan teknik rias akan menjadi elemen kuat yang memperkaya keseluruhan tampilan panggung.

Busana Sebagai Jiwa dari Pertunjukan

Bagi Ivan Gunawan, seluruh proses kreatif ini adalah tantangan sekaligus kepuasan tersendiri. 

“Kalau kita bisa rumit, kenapa harus gampang?” katanya sambil tersenyum. “Dalam dunia fashion, pekerjaan yang paling asyik itu justru yang paling rumit. Karena detail adalah segalanya.”

“Make-up, rambut, aksesoris—semuanya harus bercerita. Harus selaras dengan energi yang akan ditampilkan di panggung,” tambah Ivan.

Lebih dari sekadar pertunjukan, Pagelaran Sabang Merauke menjadi bukti bahwa budaya bisa dibawakan dengan elegan, modern, dan berkelas dunia—tanpa kehilangan akarnya. 

Lewat kain yang dijahit dengan cerita, dan aksesoris yang diciptakan dengan filosofi, panggung ini menjelma menjadi ruang di mana busana benar-benar bicara.

Pagelaran Sabang Merauke 2025 membuktikan bahwa mode bisa menjadi media pelestarian budaya. Di tangan Ivan Gunawan, Buba Alfian, dan tim kreatif, busana menjadi jiwa pertunjukan—mewakili tradisi, teknologi, dan kreativitas dalam satu harmoni yang membanggakan Indonesia. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |