
DOKTER spesialis anak, subspesialis endokrin Harjoedi Adji Tjahjono mengatakan anak dan remaja dengan diabetes melitus dapat menjalankan ibadah puasa namun dengan memperhatikan beberapa hal, yakni melakukan kontrol metabolik hingga berada dalam pengawasan tim diabetes (tenaga medis).
"Anak dan remaja dengan diabetes melitus dapat menjalankan ibadah puasa dengan dengan syarat kontrol metaboliknya harus bagus," ujar Harjoedi, yang merupakan anggota unit kerja koordinasi (UKK) endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dikutip Kamis (6/3).
Selain itu, anak dan remaja yang berpuasa melakukan pemantauan gula darah mandiri secara teratur.
Sementara itu, anak dan remaja yang masuk dalam kelompok risiko tinggi tidak disarankan berpuasa. Namun, bila tetap memutuskan berpuasa, perlu dilakukan pemantauan secara ketat oleh tim diabetes.
Adapun kelompok pasien diabetes melitus yang berisiko sangat tinggi bisa mengalami perburukan penyakit, di antaranya pasien dengan riwayat hipoglikemia berat dalam tiga bulan terakhir, riwayat hipoglikemia berulang, riwayat ketoasidosis diabetik atau hiperglikemik hyperosmolar dalam tiga bulan sebelum puasa, sedang sakit seperti demam, diare dan muntah, serta menjalani dialisis kronik.
Lebih lanjut, dirinya merekomendasikan beberapa tata laksana yang dapat dilakukan anak dan remaja pasien diabetes melitus, di antaranya insulin tetap diberikan dengan penyesuaian resimen, diet dengan nutrisi seimbang yakni saat iftar atau berbuka hindari makan kaya karbohidrat dalam jumlah besar, sahur makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan minum yang cukup.
Selain itu, perlu untuk memantau glukosa darah dan membatalkan puasa bila GDS kurang dari 70mg/dL juga bila GDS lebih dari 300 mg/dL atau lebih dari 250 mg/dL dengan keton positif.
Aktivitas fisik selama berpuasa juga dapat tetap dilakukan dengan menghindari olahraga berat, sehingga aktivitas fisik biasa tetap dilakukan. Ia juga menegaskan bahwa edukasi pemantauan gula darah di rumah dapat terus dilakukan.
Pasien insulin remaja dan anak juga direkomendasikan untuk melakukan penyesuaian dosis insulin harian saat berpuasa yakni sekitar 75%-80%dosis harian saat tidak berpuasa.
Pemberian insulin dapat dilakukan dua kali ,yakni insulin kombinasi kerja pendek dengan cara diberikan 2/3 sebelum berbuka dan 1/3 sebelum makan sahur. Sementara untuk insulin kerja menengah 2/3 sebelum berbuka dan 1/3 sebelum sahur. (Ant/Z-1)