Ini Riset Ilmiah Manfaat Olahraga di Akhir Pekan

13 hours ago 4
Ini Riset Ilmiah Manfaat Olahraga di Akhir Pekan Masyarakat berolahraga di kawasan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Thamrin, Jakarta(MI/Susanto)

OLAHRAGA atau aktivitas fisik di akhir pekan secara rutin ternyata memiliki manfaat yang sangat baik untuk mengurangi risiko masalah kecemasan. Hal tersebut diungkapkan dalam riset 'The association between weekend warrior physical activity pattern and anxiety: evidence from a U.S. population-based study' yang ditulis tim ilmuwan dari Universitas Yangzhou, Tiongkok dan Universitas Waseda, Jepang.

Penelitian tersebut melibatkan 13.740 orang dewasa di Amerika Serikat (AS) yang kemudian membaginya menjadi 4 kategori antara lain kelompok tidak aktif, kurang aktif, aktif secara teratur, dan kelompok WW (Weekend Warrior) sebutan bagi orang yang melakukan olahraga atau aktivitas fisik pada akhir pekan.

Peserta diklasifikasikan sebagai kelompok tidak aktif ketika aktivitas fisik intensitas sedang hingga berat (MVPA) mereka berjumlah nol. Individu dikelompokkan kurang aktif jika MVPA mereka kurang dari 150 menit per minggu. Mereka yang memenuhi atau melebihi 150 menit MVPA setiap minggu dikategorikan sebagai WW ketika berolahraga 1 atau 2 kali per minggu atau aktif secara teratur berolahraga setidaknya 3 kali per minggu.

Berdasarkan pedoman aktivitas fisik untuk warga AS, orang dewasa harus melakukan setidaknya 150 menit hingga 300 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang per minggu, atau 75 menit hingga 150 menit aktivitas fisik intensitas kuat per minggu, atau kombinasi yang setara dari aktivitas fisik intensitas sedang dan kuat.

"Individu yang diklasifikasikan sebagai kurang aktif, WW, dan aktif secara teratur menunjukkan risiko kecemasan yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang diidentifikasi sebagai tidak aktif," tulis hasil penelitian tersebut.

Analisis subkelompok mengungkapkan hubungan yang signifikan antara pola WW dan risiko kecemasan yang lebih rendah pada populasi berpenghasilan menengah dan rendah. Sementara hubungan ini tidak signifikan pada kelompok berpenghasilan tinggi, yang menunjukkan bahwa pola WW dapat berfungsi sebagai pendekatan terapeutik untuk mengurangi kecemasan di wilayah yang kurang beruntung secara ekonomi.

Selain itu, pola WW dikaitkan dengan risiko kecemasan yang lebih rendah di antara individu dengan diabetes, meskipun hubungan pada populasi non-diabetes menunjukkan tren menuju signifikansi

Studi longitudinal terhadap remaja Tiongkok (usia 9–19) menemukan bahwa seiring bertambahnya usia, MVPA hari kerja menurun sementara aktivitas ringan akhir pekan dan hari libur meningkat. Khususnya, MVPA akhir pekan dikaitkan dengan tingkat kecemasan yang lebih rendah setelah enam bulan.

"Mekanisme yang mendasari hubungan antara olahraga dan kecemasan melibatkan beberapa proses neurobiologis. Pertama, olahraga meredakan kecemasan dengan mengurangi S-nitrosilasi protein gephyrin di amígdala basolateral, meningkatkan neurotransmisi GABAergik dan meredakan gejala kecemasan," jelasnya.

Kedua, laktilasi yang diinduksi oleh olahraga meningkatkan laktilasi protein sinaptik kortikal, terutama protein 91 yang terkait dengan sinaptosom, yang mendukung integritas sinaptik dan meningkatkan ketahanan stres. 

Selain itu, olahraga memodulasi sistem noradrenergik dan galaninergik, terutama dalam kondisi stres, yang selanjutnya memengaruhi perilaku yang berhubungan dengan kecemasan. Sensitivitas kecemasan memediasi hubungan antara frekuensi olahraga dan gejala kecemasan dan depresi. 

Terakhir, korteks prefrontal medial hingga sirkuit amigdala basolateral memainkan peran penting dalam efek ansiolitik ini, dengan latihan fisik memperkuat jalur ini untuk meningkatkan ketahanan terhadap stres lingkungan. (Iam/M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |