
Selepas menjabat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, nama Nadiem Anwar Makarim praktis jarang tersebut kembali di media massa.
Baca juga: Ini Awal Mula Pengadaan Ratusan Ribu Unit Laptop Chromebook Era Nadiem Makarim yang Berujung Korupsi
Hanya saja, akhir-akhir ini, nama putra dari putra praktisi hukum Nono Anwar Makarim itu marak beredar di berbagai lini masa. Pasalnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mengusut dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di era Nadiem menjadi menteri.
Baca juga: Keterlibatan 3 Anak Buah Nadiem, Kejagung: Stafsus Biasanya Bekerja atas Perintah Atasan
Nadiem yang merupakan pendiri Gojek semasa menjabat konsisten menunaikan kewajiban untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca juga: Kejagung Bantah Nadiem Makarim Masuk DPO terkait Korupsi Laptop
LHKPN 5 Tahun
Berdasarkan data LHKPN menunjukkan dinamika signifikan dalam perkembangan kekayaan (aset) dan kewajiban (utang) milik Nadiem. KPK membagi laporan harta itu ke dalam beberapa pengelompokan, yakni tanah dan bangunan, alat transportasi dan mesin, harta bergerak lainnya, surat berharga, kas dan setara kas, harta lainnya, dan di sisi lain utang (kewajiban).
- Tanah dan Bangunan. Aset tetap dalam bentuk tanah dan bangunan menunjukkan pertumbuhan dari Rp38,68 miliar pada 2019 menjadi Rp57,79 miliar pada 2024. Peningkatan pesat diawali pada 2020 menjadi Rp50,9 miliar yang naik lagi pada 2022 menjadi Rp55,3 miliar, kemudian menjadi Rp56,2 miliar pada 2023.
- Alat Transportasi dan Mesin. Di bagian ini juga terjadi dinamika yang cukup tajam. Bila pada 2019 alat transportasi dan mesin senilai Rp2,07 miliar menjadi Rp2,66 miliar pada 2020 serta 2021 menjadi 2,6 miliar dan merosot menjadi Rp162 juta pada 2022 dan 2023. Dan pada 2024, menjadi Rp2,2 miliar.
- Harta Bergerak Lainnya. Nilai harta bergerak lainnya tercatat stabil sejak 2020 hingga 2024 di angka Rp752,31 juta.
- Surat Berharga. Aset dalam bentuk surat berharga merupakan komponen terbesar dan paling fluktuatif. Nilainya semula berada pada kisaran Rp1,25 triliun di 2019, naik bertahap menjadi Rp1,3 triliun pada 2020 dan 2021, dan melonjak menjadi Rp5,56 triliun pada 2022. Namun, nilai surat berharga turun signifikan menjadi Rp1,45 triliun pada 2023 dan Rp926 miliar pada 2024.
- Kas dan Setara Kas. Komponen ini mengalami penurunan drastis dari Rp119,16 miliar pada 2019 ke hanya Rp5,72 miliar pada 2021. Namun, tren ini berbalik pada 2022 menjadi Rp12,2 miliar, Rp17 miliar pada 2023, dan Rp77 miliar pada 2024.
- Harta Lainnya. Di kategori ini mulai tercatat baru sejak 2020 dan menunjukkan nilai yang dinamis mulai dari Rp3,1 miliar pada 2020, Rp2,9 miliar pada 2021, Rp3,4 miliar pada 2022, kembali turun menjadi Rp2,9 miliar pada 2023 dan 2024.
- Utang (Kewajiban). Nilai utang pada 2019 sebesar Rp185,3 miliar yang sempat menurun pada 2020 menjadi Rp180,8 miliar, dan Rp193,8 miliar pada 2021. Dan pada 2022, utang melonjak menjadi Rp790,7 miliar yang menurun menjadi Rp618,7 miliar pada 2023, dan Rp486,2 miliar pada 2024.
- Total Harta Kekayaan (Aset dikurangi utang). Total kekayaan bersih diperoleh dari mengurangi total aset dengan utang mencapai puncak pada 2022 sebesar Rp4,87 triliun, namun menurun drastis menjadi Rp906 miliar di 2023 dan hanya Rp600,64 miliar pada 2024.
Total Harta Kekayaan 2019 1.225.006.640.485 – 2020 1.192.425.517.883 -2,66% 2021 1.175.047.616.596 -1,46% 2022 4.871.469.603.758 314,58% 2023 906.057.161.325 -81,40% 2024 600.641.456.655 -33,71%
sumber: LHKPN
Melonjak
Bila melihat data itu, 2022 menjadi tahun penuh dengan lonjakan. Dari lima LHKPN, total harta Nadiem pada 2022 melonjak hingga 314,5% jika dibandingkan dengan laporan tahun sebelumnya. Lonjakan juga terjadi di surat berharga (327%) dan utang (308%).
Persentase Perubahan Tahunan | ||||
Tahun |
Total Kekayaan (%) | Surat Berharga (%) | Kas & Setara Kas (%) | UTANG (%) |
2020 | -2,66% | 4,08% | -88,05% | -2,44% |
2021 | -1,46% | 0,34% | -59,82% | 7,19% |
2022 | +314.58% | +327.88% | +114.57% | +308.01% |
2023 | -81.40% | -74.11% | +39.33% | -21.74% |
2024 | -33.72% | -36.03% | +351.01% | -24.68% |
sumber: LHKPN
Lonjakan juga terjadi di komponen kas dan setara kas yakni 114.57% dibandingkan laporan sebelumnya. Akan tetapi, lonjakan paling signifikan di komponen ini terjadi pada 2024 (351.01%).
Berita Lainnya
-
Pengamat Dorong Kejagung Periksa Segera Nadiem Makarim
04/6/2025 16:51
Pemeriksaan terhadap Nadiem Makarim harus dilakukan segera agar tidak disangka publik ada tebang pilih dalam dugaan kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook
-
Ini Awal Mula Pengadaan Ratusan Ribu Unit Laptop Chromebook Era Nadiem Makarim yang Berujung Korupsi
04/6/2025 10:43
Kemendikbudristek pada saat itu mengalokasikan 190 ribu unit laptop untuk 12.000 sekolah dengan anggaran Rp1,3 triliun pada 2021.
-
Soal Korupsi Laptop, Kejagung Geledah Rumah Tiga Stafsus Nadiem Makarim
04/6/2025 10:21
PENYIDIK Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung telah menggeledah kediaman tiga staf khusus Nadiem Makarim.
-
Keterlibatan 3 Anak Buah Nadiem, Kejagung: Stafsus Biasanya Bekerja atas Perintah Atasan
04/6/2025 09:33
Harli belum bisa memerinci hasil analisis penyidik soal keterlibatan tiga bekas anak buah Nadiem itu.
-
Kejagung Kembali Geledah Hunian Mantan Anak Buah Nadiem Makarim
02/6/2025 14:42
Penyidik menggeledah hunian milik Ibrahim (I), Staf Khusus mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved