
INDONESIA memainkan peran penting dalam rantai pasokan global Philip Morris International (PMI) sekaligus menjadi salah satu tujuan utama PMI untuk investasi jangka panjang dan inovasi berkelanjutan.
Chief Executive Officer PMI, Jacek Olczak, PMI telah berinvestasi lebih dari USD 6,4 miliar untuk mendukung operasional Sampoerna di Indonesia sejak mengakuisisi Sampoerna. Nilai tersebut sudah termasuk investasi terbaru sekitar US$ 330 juta untuk mengembangkan produk tembakau inovatif bebas asap di Indonesia.
Ia menambahkan PMI sedang dalam fase ekspansi geografis dan mencari pasar yang solid dengan prospektif bisnis yang baik ketika mengakuisisi Sampoerna 20 tahun lalu. Setelah 20 tahun, pilihan yang dibuat PMI terbukti tepat Sampoerna dan Indonesia cocok dengan strategi bisnis tersebut.
Olczak menambahkan, PMI saat ini tengah berinvestasi untuk pengembangan fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas produksi ini memasok pasar domestik dan ekspor di seluruh wilayah Asia Pasifik, sehingga Sampoerna menjadi pusat ekspor ke lebih dari 30 pasar, baik untuk rokok konvensional maupun produk tembakau yang dipanaskan.
"Investasi ini bukan hanya tentang manufaktur dan teknologi, tetapi juga tentang penciptaan lapangan kerja baru di bidang yang belum pernah ada sebelumnya," ujar Jacek dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (23/3/2025).
Fasilitas produksi tersebut juga diperkuat dengan kehadiran laboratorium R&D kelas dunia yang didukung oleh sekitar 200 tenaga ahli dari dalam negeri dengan kualifikasi tinggi. Mereka bertanggung jawab untuk menjaga implementasi sistem manajemen kualitas, memastikan seluruh kegiatan proses manufaktur mengikuti standar kualitas tinggi, serta melakukan evaluasi berkelanjutan perihal kualitas.
Ia menambahkan, PMI secara global telah menginvestasikan lebih dari USD 14 miliar untuk mengembangkan, membuktikan secara ilmiah, dan mengomersialisasikan produk bebas asap untuk perokok dewasa yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau.
Produk tembakau inovatif bebas asap pertama kali dipasarkan 10 tahun lalu di Italia dan Jepang dan mendapat respons positif dari konsumen dewasa. "Saat ini, hal itu masuk akal karena ini adalah produk alternatif yang lebih rendah risiko. Anda dapat merasakan pengalaman yang sama dengan risiko yang lebih rendah," terangnya.
Khusus Indonesia, PMI memulai memperkenalkan produk tembakau inovatif bebas asap sejak tahun 2019 karena perlu menyesuaikan dengan preferensi konsumen dewasa di Tanah Air.
Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi, menambahkan kehadiran produk bebas asap sejalan dengan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna yang salah satu pilarnya ialah memberikan alternatif yang lebih baik bagi konsumen dewasa.
Menurutnya, penting untuk memahami mengapa merokok menimbulkan risiko kesehatan, yakni karena adanya proses pembakaran. Nikotin sejatinya merupakan senyawa alami pada daun tembakau dan tidak bersifat karsinogenik.
"Dengan pemahaman ini, tujuan kami adalah menawarkan alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa yang ingin terus merokok," cetus Cahyadi. (I-1)