
Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini, Kamis (17/04), akan mengalami koreksi. Itu terjadi mengikuti pergerakan bursa saham global. Proyeksi koreksi itu imbas adanya aksi lanjutan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kembali menaikkan tarif impor AS terhadap Tiongkok menjadi 245% dari sebelumnya 145%.
Selain itu, pelaku pasar juga khawatir adanya perubahan kebijakan atau kebijakan tarif baru pada akhir pekan, pasalnya, TIongkok masih belum membuka peluang negosiasi dengan AS, meski berbagai upaya untuk menekan China telah dilakukan oleh AS.
"AS berencana kembali menaikkan tarif impor menjadi 245% untuk produk asal Tiongkok. Meski demikian, Tiongkok masih belum membuka peluang negosiasi dengan AS," ujar Valdy di Jakarta, Kamis.
Pelaku pasar IHSG juga masih meragukan konsistensi keputusan pemerintah AS untuk menunda implementasi reciprocal tariffs selama 90 hari dan pengecualian produk-produk elektronik dari kebijakan tarif tersebut.
“Pasar juga masih dipengaruhi faktor psikologis jelang libur panjang akhir pekan ini,” ujar Valdy.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan koreksi bursa saham AS Wall Street juga disebabkan pasar yang tertekan oleh pandangan Kepala The Fed Jerome Powell terkait outlook inflasi, yang mana kebijakan tarif pemerintah AS telah meningkatkan risiko kenaikan inflasi.
“Kondisi ini mempersempit ruang pemangkasan suku bunga acuan The Fed,” tuturnya.
Gedung Putih pada Selasa (15/4) malam, mengumumkan akan menerapkan tarif impor ke China yang mencapai 245 persen, akibat tindakan pembalasan Tiongkok terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Dalam pernyataan itu dijelaskan bahwa tarif 245% terdiri dari beberapa lapis beban: tarif resiprokal sebesar 125%, tarif tambahan 20% untuk menanggapi krisis fentanyl, dan tarif Section 301 antara 7,5% hingga 100% yang dikenakan atas barang-barang tertentu. (Ant/E-3)