
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat 75,82 poin atau 1,19% ke posisi 6.444,34 pada perdagangan Selasa, 15 April 2025. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,08 poin atau 0,70% ke posisi 729,11. Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus alias Nico mengatakan penguatan tersebut terjadi seiring pelaku pasar yang mencermati kepastian Indonesia untuk mengirim tim negosiasi tarif resiprokal ke Amerika Serikat (AS).
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG hari ini berpotensi menguat dengan support dan resistance di level 6.160 dan 6.530,” ujar Nico di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, Pemerintah Indonesia mulai mengutus tim negosiasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang rencananya akan berangkat ke AS pada 16-23 April 2025. Tim yang diutus Presiden Prabowo Subianto terdiri dari sejumlah menteri dan kepala lembaga, diantaranya Menteri Luar Negeri RI Sugiono yang berangkat ke Washington DC, pada Selasa (15/4).
Kemudian, Menko Airlangga Hartarto dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu akan menyusul ke AS pada Rabu (16/4), serta Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono juga direncanakan akan bertolak ke AS.
Sentimen lainnya, yaitu BPJS Ketenagakerjaan sebagai institusi keuangan negara terbesar dengan dana kelolaan sebesar 48 miliar dolar AS, berencana meningkatkan alokasi investasi pada saham domestik dari sekitar 10 persen menjadi 15-20 persen dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Strategi itu ditempuh untuk memanfaatkan peluang dari koreksi pasar dan mengoptimalkan potensi imbal hasil, dengan target pertumbuhan return sebesar 13% pada 2025. Investasi akan difokuskan pada saham-saham berkapitalisasi besar di sektor-sektor strategis seperti perbankan, telekomunikasi, komoditas, dan barang konsumsi.
Dari mancanegara, pelaku pasar merespons positif keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengecualikan sejumlah peralatan elektronik dan komponen pendukungnya dalam kebijakan tarif resiprokal.
Pemerintah AS mengecualikan sejumlah produk, meliputi smartphone, komputer dan komponen elektronik lain (khususnya semi konduktor) dari kebijakan tarif resiprokal. Selain itu, pasar juga merespon potensi mulai melunaknya AS, dengan memperbesar peluang untuk melakukan negosiasi dengan Tiongkok. (Ant/E-3)